Solopos.com, SOLO -- Kompleks Balai Kota Solo belum dilengkapi papan petunjuk dan titik kumpul evakuasi apabila terjadi keadaan darurat bencana alam. Selain itu, pengaturan parkir kendaraan roda dua dan roda empat masih perlu penataan agar alur mobil pemadam kebakaran (damkar) dan ambulans bisa lebih lancar.
Hal itu disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kepada wartawan seusai menyaksikan simulasi evakuasi gempa bumi dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di depan Balai Tawang Praja Kompleks Balai Kota, Senin (26/4/2021).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Papan petunjuk serta alur evaluasi tersebut menjadi bahan evaluasi ke depan dan segera ditambahkan. Hal ini sesuai amanah UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. “Sebagian gedung di Balai Kota sudah dilengkapi tangga darurat sebagai salah satu syarat pendirian bangunan,” jelasnya.
Baca Juga: Kunjungi Ponpes Budi Utomo Solo, Danrem Warastratama Ingatkan Santri Jangan Mudik
Simulasi di Balai Kota Solo itu bertema siap untuk selamat dan menggambarkan proses penyelamatan penghuni gedung lantai tinggi saat gempa bumi terjadi. Gibran meminta simulasi evakuasi kebencanaan serupa juga digelar di sekolah, pasar, dan lokasi lain.
“Simulasi menyelamatkan diri saat kebakaran bisa dilaksanakan di pasar, mengingat kita pernah mengalami kebakaran pasar sampai dua kali. Harapannya sosialisasi dan simulasi seperti ini rutin digelar, biar warga tidak panik dan tahu ke mana saat ada kejadian semacam ini,” imbuh Gibran.
Edukasi Aparatur Sipil Negara
Evaluasi lain adalah Pemkot tak memiliki mobil damkar yang dilengkapi tangga lebih tinggi dari 22 meter. Padahal, Solo memiliki gedung-gedung yang tingginya lebih dari itu.
Baca Juga: Bus BST Bakal Beroperasi Sampai Solo Baru Sukoharjo, Ini Rutenya
“Pengelola hotel maupun kantor yang gedungnya lebih dari itu, ya juga harus mengevaluasi keamanannya. Punya sistem pemadam kebakaran sendiri. Tapi, kami akui butuh mobil damkar dengan kualifikasi seperti itu dengan tekanan air yang lebih kencang,” ucapnya di Balai Kota Solo.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Indradi, mengatakan simulasi tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada jajaran aparatur sipil negara (ASN) terkait gempa bumi.
“Sekaligus kami ingin me-refresh lagi kerja sama antara Pemkot, TNI, Polri, dan unsur sukarelawan yang terlibat dalam hal kebencanaan. Kami bersinergi untuk mengatasi gempa bumi dengan simulasi tadi,” ucapnya.
Baca Juga: Waduh! 3 Desa Di Sukoharjo Masuk Zona Merah Risiko Covid-19
Indradi menyebut potensi gempa bumi di Kota Bengawan relatif kecil, namun belum diketahui perkembangannya ke depan. Skenario simulasi berjalan sesuai rencana, kendati masih ada kekurangan di antaranya ambulance yang terlalu cepat masuk.
“Ke depan, kami akan sosialisasi terus, tidak hanya di lingkungan Pemkot tapi juga seluruh masyarakat agar bisa evakuasi mandiri,” jelasnya.