SOLOPOS.COM - JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha SEKOLAH RUSAK--Siswa SD Pucang Sawit Jebres, Solo, Sabtu (14/1) mengemasi buku dan membersihkan ruang kelas mereka yang kondisi atapnya ambrol dan ditopang dengan bambu serta sebagian tembok mulai retak. Kerusakan ruang kelas IV, V dan VI SD Pucang Sawit tersebut membuat siswa masuk bergantian jam sekolah dan sebagian harus belajar di teras sekolah.

JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha SEKOLAH RUSAK--Siswa SD Pucang Sawit Jebres, Solo, Sabtu (14/1) mengemasi buku dan membersihkan ruang kelas mereka yang kondisi atapnya ambrol dan ditopang dengan bambu serta sebagian tembok mulai retak.

SOLO–Tiga ruang kelas SDN Pucang Sawit No.119 nyaris roboh lantaran sebagian besar material bangunan lapuk dan temboknya retak-retak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Sabtu (14/1/2012), tiga ruang kelas tersebut yakni ke kelas III, IV dan V kondisinya memprihatinkan. Dinding tembok bangunan retak-retak dan harus ditopang dengan bambu, sementara plafon pada atap sebagian besar telah copot dan berlubang. Kondisi ruang di kelas III misalnya, satu bilah bambu terpaksa ditegakan di tengah karena untuk menopang plafon dan kayu yang telah rapuh.

Hal ini membuat orangtua murid waswas lantaran bangunan tidak layak untuk belajar mengajar. Menurut salah orangtua murid, Rohana, 42, sebelumnya ruangan ini digunakan aktif untuk proses belajar mengajar namun karena gedung semakin memprihatinkan pihak sekolah akhirnya menggilir murid untuk berbagi ruang kelas lainnya. Kendati begitu dirinya mengaku masih kawatir karena sejumlah murid mengikuti belajar mengajar di ruang kelas.

“Setiap pagi saya memilih menunggu anak sekolah dari pada di rumah tak tenang,” jelas dia.

Kondisi gedung sekolah yang memprihatinkan itu juga mendapat perhatian dari pengurus kampung Pucang Sawit, mereka mendesak pihak sekolah untuk mengajukan perbaikan gedung pada pemerintah. Diungkapkan sekretaris RT 02/RW XV, Pucang Sawit, Eko Susilo, kondisi ini membuat masyarakat resah lantaran tidak sedikit warga setempat yang menyekolahkan anak-anak mereka di tempat tersebut. Dia mengatakan juga adanya pemberlakuan penggiliran masuk sekolah dinilai tidak bisa jadi solusi, karena belajar di teras dinilai tidak nyaman bagi murid-murid.

“Lihat saja dindingnya jika diamati temboknya sudah miring dan mau ambruk.”

Bangunan ini didirikan pada tahun 1963 di atas luas bangunan 1.749 m2. Menurut Kepala SDN Pucang Sawit No 119, Noor Hidayah Jafar, gedung tersebut belum pernah sekalipun direhabilitasi sejak kali pertama pembangunan. Menurutnya dengan kondisi kerusakan itu sebenarnya pihaknya sejak tahun 2005 hingga tahun 2011 telah mengajukan dana rehabilitasi ringan hingga berat, namun belum ada tanggapan dari pemerintah.

“Saya sudah mengajukan dana perbaikan sekolah tapi hingga kini belum direalisasi,” jelas dia.

(JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti Sawitri Setyani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya