SOLOPOS.COM - ilustrasi anak jalanan. (Solopos/Burhan Aris Nugraha)

ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/Espos/dok)

KLATEN–Sebanyak 206.840 anak usia 0-19 tahun di Kabupaten Klaten tidak mengenyam pendidikan di sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu terkuak dalam Sosialisasi Anak Tidak Sekolah yang diselenggarakan Tim Studi dari United Nations Children’s Fund (Unicef) di salah satu rumah makan di Klaten, Kamis (14/6/2012). Koordinator Tim Studi, Tukiman Tarunasayoga, mengatakan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah penduduk Klaten mencapai 1.303.910 jiwa.

Sebanyak 34% atau 450.557 jiwa di antaranya masih berusia 0-19 tahun atau usia sekolah. Padahal, Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten mencatat anak yang bersekolah di TK hingga SLTA sebanyak 243.737 jiwa. Diperkirakan, sebanyak 206.840 anak sisanya tidak mengenyam dunia pendidikan di sekolah. “Ada 45% dari jumlah anak usia 0-19 tahun di Klaten yang berada di luar sekolah,” ujar Tukiman.

Sementara itu, berdasarkan data sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat (SIPBM) 2007, anak usia sekolah di Klaten pada umumnya sudah menyelesaikan pendidikan SD. Namun, jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTP hingga SLTA dinilai masih memprihatinkan. “Masih ada 7% dari anak usia SLTP dan 25% anak usia SLTA yang tidak mengenyam pendidikan di sekolah,” katanya.

Anggota Tim Studi, Kahono Teguh Suhartomo, menambahkan dari 26 kecamatan di Klaten jumlah anak yang tidak sekolah paling besar berada di Kecamatan Trucuk dan Wonosari. “Di Kecamatan Trucuk tercatat 2.159 anak. Di Kecamatan Wonosari tercatat 1.967 anak. Mereka masuk kategori anak putus sekolah dan anak belum sekolah,” jelas Kahono.

Dari hasil studi itu, tim memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemkab Klaten antara lain lebih mengintensifkan program kelompok belajar (kejar) paket A, B, hingga C dan mengampanyekan gerakan Kembali Bersekolah. “Selain tetap menggulirkan bantuan operasional sekolah (BOS), perlu ada bantuan lain untuk anak yang rawan drop out atau anak yang tidak sekolah,” tutur Kahono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya