SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Investasi di pasar modal syariah cukup menjanjikan. Namun demikian, Otoritas Jasa Keuangan menyadari benar bahwa masyarakat butuh pemahaman lebih lanjut mengenai salah satu produk investasi tersebut.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin sadar akan investasi untuk masa depan. Maka dari itu, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Solo menggelar webinar bertema Investasi Berkah di Pasar Modal Syariah pada Kamis (29/4/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, mengatakan webinar ini masuk dalam acara Gebyar Safari Ramadan yang merupakan rangkaian program literasi dan inklusi keuangan syariah bekerja sama dengan stakeholder dan pelaku keuangan syariah yang rutin diadakan setiap tahunnya.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Kata Astrologi Terlahir Cerdas & Kreatif, Kamu Termasuk?

Pada kesempatan itu OJK Solo menyelenggarakan beberapa kegiatan. Salah satunya adalah webinar bertajuk “Investasi Berkah di Pasar Modal Syariah” yang dikemas secara menarik.

“Ekonomi dunia masih dalam tekanan karena pandemi Covid-19 dan juga berdampak pada industri pasar modal terutama pasar modal syariah. Namun demikian, industri pasar modal sudah menunjukkan perkembangan yang positif dari waktu ke waktu. Hal tersebut menunjukkan industri mulai kuat atau bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujar dia.

Menurutnya, perkembangan pasar modal Indonesia pada kuartal I 2021 tercatat tumbuh baik meski pandemi Covid-19. Namun demikian, masyarakat belum sepenuhnya memahami produk apa saja di industri pasar modal syariah sehingga produk tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Baca Juga: Kata Astrologi Pasangan Zodiak Ini Cocok Jadi Pasangan Hidup

Ini merupakan salah satu misi OJK adanya pemahaman terkait industri jasa keuangan khususnya pasar modal syariah yang lebih merata. Data statistik pasar modal pada Maret 2021 kapitalisasi pasar mencapai Rp 7.070 triliun dan obligasi dengan nilai outstanding Rp4.005 triliun.

“OJK mempunyai komitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Kami berharap webinar ini dapat mengedukasi masyarakat sehingga memiliki pemahaman terhadap industri keuangan pasar modal syariah dan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam berinvestasi,” imbuh dia.

Deputi Direktur Pasar Modal Syariah OJK, Arief Machfoed, menjelaskan pandemi Covid-19 selain memiliki sisi negatif juga memunculkan sisi positif, khususnya untuk para milenial. Mereka cenderung melakukan kegiatan di luar bisnis utamanya. Salah satunya adalah berinvestasi.

Baca Juga: Turn Back Hoax: Vaksin Covid-19 Dibuat Sebelum Pandemi?

“Sekarang kegiatan serba online memudahkan orang untuk berinvestasi selama ada internet. Salah satu peluang berinvestasi adalah di pasar modal syariah,” ujar dia.

Arief membeberkan investasi syariah kuncinya adalah harus ada asetnya baik berupa barang atau jasa. Hal ini mengingat maraknya investasi bukan hanya di pasar modal. Apalagi ini banyak menyasar anak muda yang kerap kali sekadar berpikir soal untung.

Menurutnya, ini cukup berbahaya jika ditilik dari segi syariah. Jika investor tidak melihat lebih jauh soal investasi tersebut dikhawatirkan usahanya tidak berkah. Lebih lanjut ia menjelaskan total aset keuangan syariah (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp1.823,13 triliun. Sedangkan market share pasar modal syariah menyumbang 59% dari seluruh aset keuangan syariah.

Baca Juga: Begini Cara Download Video Youtube Tanpa Aplikasi...

Menurutnya, ada tiga sektor yang diawasi OJK dalam keuangan syariah, yakni perbankan syariah yang memiliki total aset Rp600,99 triliun, pasar modal syariah, dan industri keuangan nonbank syariah dengan aset mencapai Rp115,83 triliun. Dalam hal ini, pasar modal syariah yang besar adalah saham syariah (market share 47,63%) dan sukuk negara (18,62%).

“Pertumbuhan pasar modal syariah acuannya dari 2011. Belum lama ini BEI menggelar acara kebangkitan pasar modal syariah selama satu dekade, acuannya pada saat peluncuran indeks saham syariah Indonesia [ISSI]. Selama satu dekade ini kenaikannya sangat signifikan. Terbukti dari kapitalisasi pasar saham syariah naik 70% dari Rp1.968 triliun menjadi Rp3.345 triliun. Sedangkan outstanding sukuk korporasi naik 416%, dari Rp6 triliun melejit menjadi Rp30 triliun, sementara reksadana syariah dari Rp6 triliun menjadi Rp74 triliun [1.238%],” papar dia.

Pertumbuhan pasar modal syariah ini sejalan dengan kenaikan jumlah investor. OJK mencatat dari segi investor pengguna sistem online trading syariah (SOTS) naik 295%, investor reksadana meningkat 807%, dan investor sukuk korporasi naik 35% (2017 - Februari 2021).

Baca Juga: Kata Fengsui Ada 5 Kesalahan Umum Penataan Rumah

Arief mengungkapkan banyak tuduhan terkait pasar modal syariah yang masuk praktik perjudian. Padahal label syariah ini tidak main-main. Dalam hal ini, sudah ada fatwa dari Dewan Syariah Nasional terkait aktivitas pasar modal syariah, ini baik fatwa BEI, sentral efek Indonesia, dan kliring. Tahun ini disusul fatwa mengenai saham dan sukuk.

Bukan Judi

Dalam berjudi, pihak yang kalah jika ingin balik modal, maka ia mesti tambah modal lagi. Sedangkan pasar modal, jika investor rugi sahamnya jangan dijual dulu, tetapi menunggu hingga harganya normal. Selain itu, pada pasar modal syariah produknya harus sesuai dengan prinsip syariah baik karakteristiknya dan tidak berbunga. Selain itu, pengaturan cara transaksinya tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah, meliputi short selling dan margin trading.

“Kenapa harus saham syariah, antara lain memenuhi kriteria syariah. Artinya, kegiatan perusahaan dan rasio keuangan perusahaan yang menerbitkan saham harus sesuai syariah. Misalnya, rasio utang ribawi terhadap aset kurang dari 45% dan rasio pendapatan nonhalal kurang dari 10% dari total pendapatan,” imbuh dia.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Konon Tidak Suka Berbagi, Benarkah?



Sementara itu, Founder Syariahsaham.com, Asep Muhammad Saepul Islam, menjelaskan sebenarnya investasi tidak bisa disamaratakan. Artinya, investasi yang cocok untuk orang lain tepat buat diri sendiri. Dalam hal ini, belum tentu saham tersebut cocok buat semua.

“Kenal risiko adalah kanal rezeki. Kenapa kita harus berinvestasi saham syariah. Pertama adalah amanah. Produk investasi di pasar modal syariah tidak hanya memiliki legalitas yang jelas, tetapi juga dikelola sesuai amanah. Kedua adalah berkah. Lalu cuan dan dividen. Sebagian saham syariah ada yang rutin membagikan dividen dengan imbang hasil di atas deposito. Selain itu, efisien dan filantropi. BEI bersama dengan anggotanya bekerja sama dengan berbagai lembaga amal menyalurkan dana filantropi dari investor saham syariah. Berikutnya adalah growth,” tutur dia.

Baca Juga: Ini 5 Zodiak Jago Berimajinasi, Kamu Termasuk?

Asep mengingatkan investasi saham syariah juga memiliki risiko. Antara lain, capital loss, tidak ada pembagian dividen, keluar dari daftar efek syariah (DES), suspensi perdagangan, delisting saham, dan likuidasi.

Meskipun begitu, para investor pemula bisa memulai berinvestasi dari modal yang terjangkau. Selain itu, habiskan modal awal itu untuk belajar cara bertransaksi (setor, tarik, membeli, menjual). Pelajari pula analisis fundamental teknikal dan money management serta upgrade skill berinvestasi dan berdagang saham dengan perkembangan terbaru.

“Strategi yang diterapkan ada tiga, yakni analisis fundamental [FA], analisis teknikal [TA], dan manajemen keuangan [MMA]. Target investasinya, jika soal FA beli ketika harga saham masih di bawah nilai wajar dan jual ketika sudah mulai price in. Sedangkan poin TA, beli ketika harga mulai memantul dari harga support, jual ketika mulai mendekati resisten atau gagal break ke atas. Belilah saham syariah ketika dia mulai up trend,” jelas dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya