SOLOPOS.COM - Miss Earth Indonesia tahun 2017 perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Michelle Victoria Alriani saat ditemui di Indische Koffie (Komplek Benteng Vredeburg Yogyakarta, Selasa (12/092/2017). Michelle akan mengusung tema “Hamemayu Hayuning Bawono” pada ajang Miss Earth Internasional sekaligus menjadi agen dalam hal syiar kebudayaan di tingkat Internasional November mendatang di Filipina. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Miss Earth 2017, Indonesia diwakili warga Jogja

Harianjogja.com, JOGJA — Michelle Victoria Alriani akan mewakili Indonesia dalam ajang Miss Earth 2017 di Filipina pada 8 Oktober mendatang. Perwakilan dari Jogja dalam kompetisi kecantikan dunia yang mempromosikan kepedulian lingkungan hidup ini akan membawa pesan Hamemayu Hayuning Bawana pada dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Miss Earth Indonesia tahun 2017 perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Michelle Victoria Alriani saat ditemui di Indische Koffie (Komplek Benteng Vredeburg Yogyakarta, Selasa (12/092/2017). Michelle akan mengusung tema “Hamemayu Hayuning Bawono” pada ajang Miss Earth Internasional sekaligus menjadi agen dalam hal syiar kebudayaan di tingkat Internasional November mendatang di Filipina. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Miss Earth Indonesia tahun 2017 perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, Michelle Victoria Alriani saat ditemui di Indische Koffie (Komplek Benteng Vredeburg Yogyakarta, Selasa (12/092/2017). Michelle akan mengusung tema “Hamemayu Hayuning Bawono” pada ajang Miss Earth Internasional sekaligus menjadi agen dalam hal syiar kebudayaan di tingkat Internasional November mendatang di Filipina. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Tantangan yang berat untuk menuju juara di ajang Miss Earth bagi Michelle, mengingat tahun sebelum-sebelumnya juga belum ada perwakilan dari Indonesia menjadi putri terbaik dunia di ajang tersebut. Bahkan menuju lima besar pun merupakan harapan yang sangat di dambakan.

Namun ia optimis mampu bersaing dengan 72 lebih peserta dari berbagai negara.

“Apapun hasilnya ingin yang terbaik,” ucap Michelle di Kaffie Indische di Komplek Beteng Vrederburg, Selasa (12/9/2017).

Dara kelahiran Bandung 20 April 1997 ini pun tidak ingin terpengaruh dengan saingannya nanti dari negara mana yang paling berat. Bagi dia, tanggung jawab mengikuti ajang tersebut bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga membawa nama baik Jogja dan Indonesia. Karena itu, ia masih terus mempersiapkan diri.

Ia tidak ingin mengecewakan. Berbagai persiapan terus diasah, mulai dari pengetahuan, beberapa bahasa asing, hingga kostum yang akan dikenakannya nanti. Dalam hal busana, Michelle akan mengenakan busana hasil rancangan beberapa desainer yang cukup ternama di Jogja.

Satu dari banyak busana yang dikenakan adalah gaun warna putih yang melambangkan kesucian hati, dipadu dengan warna merah muda dan hijau muda yang melambangkan kelembutan batin. Busana tersebut dihiasi ornamen bunga yang melambangkan harapan dan kecantikan, serta ornamen burung yang melambangkan kesucian.

Tidak hanya itu dalam busanana dan perhiasannya juga cukup unik, ada beberapa ornamen yang digunakan dari bahan bekas hasil daur ulang. Beberapa desainer yang ikut merancang busana dan ornamen yang dikenakan Michelle di antaranya adalah Idha Jacinta sebagai pemilik Batik Centil, Devina, Yenny Lee, Debby Setyo, Jenny S, Dhamestra, Layyina, dan Nareswari.

Busana yang dikenakannya tidak hanya menampilkan keindahan. Namun, bagi mahasiswi jurusan hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini ada pesan yang ingin dia sampaikan. Menurutnya, pakaian juga bisa merepresentasikan budaya dan kepribadian. “Busana ini ungkapan doa yang lahir dari batin yang suci,” ungkan Michelle.

Michelle mengaku selama persiapannya termasuk penentuan tema dan busana dibantu oleh Ketua Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara Kanjeng Pangeran Hario Wironegoro. Bahkan Wironegoro yang berinisiatif mengumpulkan para desainer handal di Jogja untuk terlibat dalam mempersiapkan materi serta pernak perniknya yang akan dibawakan oleh Michelle.

Wironegoro mengaku terpanggil untuk melibatkan diri dalam mempersiapkan Michelle. Sebab diakuinya sejauh ini kontes kecantikan dunia seperti Miss Universe, Miss Word, Miss Internasional, dan Miss Earth lebih mempromosikan ide-ide barat.

“Kehadiran Michelle menjadi berbeda karena membawa pesan pesan lokal, akan mengusung keluhuran budaya Ngayogyakarta Hadiningrat di kancah global,” kata Wironegoro.

Ia mengatakan busana yang akan digunakan Michelle akan membawa pesan tentang Budaya Jogja melalui filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. “Pesan itu bermakna usaha manusia untuk memperindah keindahan dunia,” kata dia.

Lebih lanjut suami dari GKR Mangkubumi ini memaparkan dalam filosofi Jawa, dunia bersifat komprehensif yang mencangkup kehidupan pribadi manusia (Bawana alit), bangsa dan dunia (Bawana Ageng), dan dunia akhirat yang kekal (Bawana Langgeng). Dalam filosofi tersebut, lingkungan hidup bersifat komplek karena mencangkup dimensi budaya dan dimensi spiritual yang harus dipercantik oleh orang yang berperasaan halus dan berjiwa luhur.

“Nah baju yang dibuat merupakan terjemahan filosofi Jogja Hamememayu Hayuning bawana,” ujar Wironegoro. Kedepan ia ingin pesan-pesan filosofi Jogja bisa dikenal di kancah internasional melalui berbagai kegiatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya