SOLOPOS.COM - Anggota Tim Exalos Indonesia yang ada di Kebakkramat, Al Hanif, mengeluarkan ular jali dari sangkar burung milik Tardi, warga Dukuh Krempan RT 11, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. (Exalos Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA – Masyarakat diimbau untuk waspada. Pasalnya bulan Januari saat ini yang berbarengan dengan musim hujan menjadi waktu bagi ular-ular muncul ke sekitar permukiman warga.

Berdasarkan siklus biologi alami, bulan November-Desember menjadi waktu musim telur ular menetas.

Promosi Tumbuh Pesat, Agen BRILink Catatkan Transaksi Rp370 Triliun di Kuartal I-2024

Ular-ular yang baru lahir itu akhirnya merambah ke sekitar permukiman warga untuk mencari makan.

Sementara induk ular sudah meninggalkan telurnya setelah musim kawin hewan melata itu selesai.

“Induk ular tidak mengerami telurnya,” kata Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat, seperti dikutip Solopos.com, Selasa (10/1/2023).

Aji menambahkan, biasanya bayi-bayi ular kobra di ditemukan sekitar rumah. Induknya diperkirakan meninggalkan telur-telur ular sekitar Agustus-September setelah musim kawin.

Menurut Aji, ular merupakan satwa liar yang habitatnya dekat dengan manusia. Mereka mendapatkan makanan di sekitar rumah warga.

“Induk ular secara insting akan menaruh telurnya di lokasi yang banyak makanan ular,” ujar dia.

Tujuannya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya nanti setelah telur menetas. Makanan atau mangsa ular seperti cacing, jangkrik, kadal, kodok, tikus, hingga burung, terhitung masih banyak di sekitar rumah.

Keberadaan mangsa bisa mengundang ular untuk hadir di sekitar perumahan warga.

“Jika ada area yang nyaman, ular akan berkembang biak,” kata Aji.

Namun begitu, ular tidak membuat sarang karena pola hidupnya nomaden atau berpindah-pindah. Jika ditemukan lubang dengan bekas tetasan telur, menurut Aji, itu hanya tempat induk ular bertelur.

Tergolong mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru, habitatnya sulit tergusur oleh pembangunan perumahan misalnya.

“Ular dapat bertahan hidup di sela pondasi dan rumah warga,” katanya.

Selain sangat pintar bersembunyi, ular termasuk hewan yang hidup sendiri atau soliter.

Di kawasan rumah warga baik di kampung atau kompleks perumahan, lokasi yang nyaman untuk ular berkembang biak yaitu tempat yang tidak pernah dibersihkan atau dirawat.

Sudut-sudut yang gelap dan liar seperti itu menjadi tempat favorit untuk bertelur. Populasi ular secara alami bisa dikendalikan oleh satwa pemangsa, seperti musang, garangan, biawak, burung hantu, atau elang.

Pendapat yang sama disampaikan Ketua Umum Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo.

Saat ini ular-ular yang baru lahir bermunculan di sekitar rumah warga untuk mencari makan.

Di antara ular-ular tersebut ada jenis ular berbisa seperti kobra dan ular hijau ekor merah yang sama-sama berbisa tinggi.

Ada juga ular welang dan weling yang konon bisanya lebih tinggi dari kobra.

“Solusinya ya sekitar rumah harus bersih, tutup lubang-lubang yang menjadi potensi sebagai sarang bagi ular,” ujar Janu.

Menurut Janu, bulan Desember dan Januari memang menjadi waktu bagi telur ular menetas, termasuk kobra.

Karenanya Janu meminta masyarakat berhati-hati jika mendapati ada ular di sekitar rumah.



Ke-28 anakan ular kobra itu selanjutnya akan dilepaskan ke tempat yang jauh dari permukiman warga.

Janu mengatakan, ular merupakan bagian dari rantai makanan sehingga demi keseimbangan ekosistem puluhan anakan kobra itu dilepaskan kembali.

“Ular bagian dari rantai makanan, mereka pemakan tikus. Jadi akan dilepasliarkan ke tempat yang jauh dari permukiman,” katanya.

Keluarga Joko Sutrisno di Dukuh Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dibuat panik dengan kehadiran belasan anak ular kobra di rumah mereka, Sabtu (7/1/2023) lalu.

Total ada 28 anak ular kobra yang berkeliaran di sekitar rumah Joko dan berhasil ditangkap. Sebanyak sembilan ular di antaranya mati dibunuh.

Sisanya dievakuasi Tim Exalos Indonesia Regional Sragen untuk dilepasliarkan ke kawasan yang jauh dari permukiman penduduk.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (10/1/2023), menyebutkan awalnya Exalos Indonesia Regional Sragen mendapat laporan dari Kukuh, salah satu anggota Tagana Sragen bahwa di sekitar rumah Joko Sutrisno bermunculan beberapa ular kobran dengan ukuran yang sama dan radius berdekatan.

Dua anggota Exalos Indonesia Regional Sragen mengevakuasi anak ular kobra dari rumah Joko Sutrisno di Proliman Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (9/1/2023). (Exalos Indonesia)

Mendapat laporan itu, anggota Exalos Indonesia Sragen masing-masing Nur Rohim, Gugud, Adi, dan Edi mendatangi rumah Joko Sutrisno.

Saat mereka datang ternyata sudah ada sembilan ekor anak ular kobra mati dibunuh warga.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Waspada, November-Desember Waktunya Telur Ular Menetas”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya