SOLOPOS.COM - Ilustrasi bekas kerokan di punggung. (Solopos.com)

Solopos.com, SOLO – Menkes Terawan Agus Putranto menawarkan kerokan dan pijat Mak Erot menjadi produk wisata yang dijual ke turis asing. Dia memang berniat membangun pariwisata kesehatan di Indonesia yang fokus pada wisata kebugaran dan jamu.

Selama ini, kerokan memang sangat lekat dengan budaya Indonesia. Kerokan dipercaya mampu mengurangi gejala penyakit ringan seperti masuk angin dan pegal-pegal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tetapi, ada sejumlah mitos dan fakta yang berkembang terkait kerokan. Lantas, tahukah Anda apakah kerokan aman dilakukan?

Dihimpun dari Ubudhealingcenter.com, Kamis (21/11/2019), kerokan merupakan pengobatan tradisional asli Indonesia yang banyak dilakukan orang Jawa dan Bali ratusan tahun lalu.

Pengobatan ini dilakukan dengan cara mengoleskan minyak atau balsem dan menggesekkan benda tumpul seperti koin, batu giok, hingga potongan bawang merah ke kulit. Minyak tersebut berfungsi melicinkan permukaan kulit yang akan dikerok.

Meski berasal dari Indonesia, jenis pengobatan tradisional itu juga berkembang di berbagai negara Asia lain seperti Kamboja, Vietnam, dan China. Masyarakat Kamboja menyebut kerokan dengan nama cao giodi.

Sementara di China pengobatan itu disebut gua sau. Sedangkan orang Kamboja menyebutnya goh kyol.

Dihimpun dari Thejavajive.com, bagian tubuh yang paling sering dikerok adalah punggung. Pasalnya, punggung memiliki jaringan pembuluh darah yang sangat banyak.

Jika digesek akan mengalami peradangan yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah. Peradangan ini ditandai dengan munculnya warna merah pada bagian tubuh yang telah dikerok.

Selama ini, kebanyakan orang menganggap semakin merah bekas kerokan, maka makin parah pula sakit yang diderita. Padahal, anggapan tersebut tidak benar.

Pasalnya, kulit yang memerah setelah dikerok itu menandakan pembuluh kapiler yang awalnya kosong menjadi lebih lebar dan dialiri banyak darah.

Pembuluh darah yang melebar itu nantinya akan memperlancar aliran darah ke tubuh.Jika aliran darah lancar, maka akan lebih banyak oksigen dan nutrisi yang masuk ke tubuh. Oksigen yang diangkut darah akan masuk ke jaringan otot yang kaku dan menghilangkan rasa pegal.

Mulai 2020, Pengangguran Digaji Pemerintah Hingga Rp7 Jutaan

Kendati demikian, kerokan juga bisa menimbulkan bahaya bagi tubuh. Terlalu sering kerokan justru menyebabkan kecanduan.

Pasalnya, kerokan dapat meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh yang mampu menekan rasa sakit. Tak hanya itu, sering kerokan juga mengakibatkan banyak pembuluh darah kecil pecah.

Ketagihan Pakai Tisu Magic? Lakukan 5 Hal Ini Biar Perkasa

Beberapa hasil penelitian memaparkan kerokan menyebabkan berbagai bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh. Hal itu disebabkan kondisi pori-pori kulit yang terbuka setelah dikerok.

Canggih! Ada Fitur Pendeteksi Gempa Bumi di HP Xiaomi

Selain itu, kerokan juga bisa mengakibatkan strok apabila dilakukan di bagian leher yang punya banyak saraf yang menyambung ke otak. Sebaiknya, lakukan pengobatan tradisional ini hanya pada punggung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya