SOLOPOS.COM - Warga berfoto di Jembatan Balong Dusun Sukosari, Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Minggu (2/8/2020). Jembatan peninggalan Belanda tersebut baru-baru ini dihias seni mural tiga dimensi (3D) oleh Karang Taruna Sukosari. (Istimewa)

Solopos.com,WONOGIRI -- Jembatan peninggalan Belanda, Jembatan Balong, di Dusun Sukosari, Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, kini berwajah baru. Jembatan lawas itu kini dihias dengan seni mural tiga dimensi (3D) oleh Karang Taruna Sukosari.

Mural berwarna cerah menjadikan jembatan ini sangat menarik untuk objek berfoto. Pantauan Solopos.com, Minggu (2/8/2020), permukaan jembatan terbuat dari kayu dan di bawahnya disangga beberapa besi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara, di bawah jembatan mengalir aliran Sungai Wiroko yang tembus perairan Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Di sekeliling jembatan, terhampar areal persawahan hijau yang menyejukkan mata.

Kontes Sepeda Onthel Solo: Ada Peserta Yang Habis Sampai Rp100 Juta Untuk Upgrade Loh...

Kreator mural 3D sekaligus anggota Karangtaruna Sukosari, Hengky Setiyawan, mengatakan jembatan peninggalan Belanda tersebut sengaja dihias untuk merawat dan menambah keindahan jembatan. Selain itu, agar jembatan bersejarah tersebut terlihat bersih.

Pengerjaan menghias jembatan dimulai Rabu (29/7/2020). Awalnya kegiatan diawali dengan menambahkan beberapa kayu di jembatan yang sudah bolong atau hilang. Ada sekitar 10 kayu yang ditambahkan di jembatan tersebut.

Ia mengatakan mural dibuat konsep 3D bertujuan agar warga tertarik mengunjungi jembatan di Wonogiri tersebut dan bisa berswafoto.

Solopos Hari Ini: Anak Terkena Covid-19 di Rumah

Untuk Refreshing Warga Setempat

"Kondisi pandemi ini mungkin warga butuh refreshing untuk melepaskan penat. Buktinya kami belum selesai mengerjakan warga sudah pada ke sini," kata dia saat ditemui Solopos.com di Jembatan Balong, Minggu (2/8/2020).

Ia menambahkan warga tidak hanya bisa berswafoto dan menikmati keindahan alam sekitar jembatan di Wonogiri itu. Tetapi, juga bisa belajar sejarah jembatan tersebut.

Warga bisa berswafoto dengan kondisi bagus saat sore hari yakni sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu sinar matahari senja bakal membuat hasil foto makin ciamik.

10 Berita Terpopuler: Kata Gibran Soal 2 Cucu PB XII - Ponari Menikah

Menurut sesepuh Dusun Sukosari, Cokro Salino, jembatan tersebut dibangun dari era 1917-1919. Hingga saat ini jembatan di Wonogiri tersebut sudah tiga kali direnovasi.

Jembatan ini menjadi jalan alternatif untuk menghubungkan wilayah Kecamatan Batuwarno dengan Kecamatan Tirtomoyo.

"Ini menjadi jembatan sejarah. Kami berharap agar jembatan lebih diperhatikan lagi. Apa yang dibuat karang taruna tujuannya bagus, kami apresiasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya