SOLOPOS.COM - Anggota Kelompok Pengajian Al Ikhlas Al Azhar Syifa Budi Solo berfoto bersama di Ruang Ruby, Paragon Hotel Solo, Jumat (7/12/2012).

Anggota Kelompok Pengajian Al Ikhlas Al Azhar Syifa Budi Solo berfoto bersama di Ruang Ruby, Paragon Hotel Solo, Jumat (7/12/2012).

Waktu paling sibuk bagi seorang ibu rumah tangga kebanyakan pada pagi hari. Ia harus menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan suami dan buah hati. Menyiapkan sarapan, baju, perlengkapan dan mengantarkan si buah hati berangkat ke sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak jarang seorang ibu rumah tangga melupakan kebutuhan utamanya untuk sarapan pagi. Setelah mengantarkan si kecil, ia pun sarapan pagi sambil menunggui si kecil.

Peluang itulah yang dimanfaatkan istri tokoh Nahdlatul Ulama Solo, Rita Helmy, untuk mengajak para perempuan sesama wali murid Sekolah Al Azhar Syifa Budi Solo sarapan di rumahnya setiap Jumat pagi.

Ketika ditemui Espos di sebuah rumah makan dekat Stasiun Kereta Api Solo Balapan Solo, Selasa (11/12), Rita menceritakan pendirian kelompok pengajian yang berawal dari kegiatan sarapan bersama di rumahnya sekitar lima tahun lalu.

Saat itu, hanya diikuti delapan orang. “Sambil sarapan, kita sharing bersama tentang ilmu agama,” ujar dia. Lama kelamaan wali murid yang ikut sarapan bersama semakin banyak. Dari delapan orang bertambah menjadi 15 orang, 40 orang hingga sekarang sekitar 125 orang.

Kelompok pengajian itu juga menjadi wadah berkumpulnya berbagai komunitas wali murid di Sekolah Al Azhar Syifa Budi Solo. Beberapa anggota kelompok pengajian pun mulai tertarik untuk menggelar pengajian di rumah mereka.

Pengajian kadang digelar di masjid, hotel, tempat pertemuan khusus dan lainnya. Pada 7 Desember lalu, misalnya, pengajian diadakan di Ruang Ruby Paragon Hotel Solo.

Saat itu pengajian dengan tuan rumah Komunitas Rainbow karena salah satu anggotanya, Ike, mengadakan tasyakuran empat bulan kehamilannya.

Satu hal yang menjadi ciri khas Kelompok Pengajian Al Ikhlas Al Azhar Syifa Budi Solo, menurut Rita, yaitu kegiatan sarapan bersama dengan menu utama nasi dan segala lauk-pauknya.

Ketika ada yang mengusulkan agar hidangan saat pengajian diganti snack, banyak anggota yang tidak setuju. Selain itu, kelompok pengajiaan ini juga tidak memiliki uang kas. Tujuannya untuk menghindari prasangka.

”Ketika ada program tertentu, saat itu juga disampaikan dan setelah itu iuran seikhlasnya, lalu disalurkan,” kata Rita.

Salah seorang anggota kelompok pengajian yang juga Koordinator Komunitas Rainbow, Dewi Rahmawati, mengungkapkan setelah rutin mengikuti pengajian ia merasa lebih mantap dalam beribadah. Jika sebelumnya niat ketika melakukan suatu hal belum lurus karena mencari rida Allah SWT, kini lebih terarah.

”Bisa menambah ilmu agama dan termotivasi  agar lebih baik,” kata Dewi. Salah seorang anggota kelompok pengajian yang juga Koordinator Komunitas Rainbow, Dewi Rahmawati, mengungkapkan setelah rutin mengikuti pengajian ia merasa lebih mantap dalam beribadah.

Jika sebelumnya niatnya ketika melakukan suatu hal belum lurus karena mencari rida Allah SWT, kini lebih terarah. “Bisa nambah ilmu agama, dan termotivasi  agar lebih baik,” katanya.

Kelompok pengajian yang beranggotakan ibu-ibu muda ini pun terus berinovasi. Mereka tak sekadar menggelar pengajian rutin setiap Jumat tapi juga mengadakan kegiatan lainnya. Mereka menyantuni anak-anak yatim dan mengajak mereka bermain bersama di suatu tempat liburan serta membantu pembangunan masjid.

Menurut Rita, dampak kegiatan kelompok pengajian kini mulai terlihat. Beberapa wali murid yang dulu tidak berjilbab, kini berjilbab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya