SOLOPOS.COM - Ilustrasi Prostitusi, PSK (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO – Bisnis prostitusi bukan hal baru di Indonesia. Meski dilarang, nyatanya perputaran uang di lembah hitam itu mencapai ratusan miliar dolar yang disumbang sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan laporan lembaga peneliti pasar gelap dunia, Havoscope, awal Januari 2019 lalu, perputaran uang prostitusi dunia mencapai US$186 miliar atau sekitar Rp2.697 triliun. Dalam laporan itu, Indonesia berada di antara 24 negara yang menyumbang dana terbesar dalam bisnis prostitusi.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Adapun total perputaran uang di dunia prostitusi Indonesia mencapai US$2,25 miliar atau setara Rp32 triliun. Selain Indonesia, dunia prostitusi di Thailand juga menyumbang angka cukup besar yakni US$6,4 miliar atau Rp92,8 triliun. Disusul Filipina dengan total pengeluran US$6 miliar atau Rp87 triliun untuk pengeluaran prostitusi.

Ekspedisi Mudik 2024

Dikutip dari Detik.com, Selasa (31/12/2019), Havoscope menyusun penilaian tersebut berdasarkan sejumlah aspek dan sumber. Mulai dari program kesehatan publik, penegakan hukum dan kasus kriminal lain, serta laporan media.

Meski demikian, belum ada yang bisa memastikan laporan tersebut valid atau tidak. Meski demikian, pengamat sosial vokasi dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, data tersebut bisa saja benar.

Devie Rahmawati menilai jumlah pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan prostitusi secara global terus meningkat sejak 2005.

“Sejak 2005 sudah ada riset yang menyebutkan bahwa semakin tinggi peningkatan pembelian seks di luar hubungan resmi. Itu survei secara global di Eropa,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya