SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Jumlah rumah makan dan restoran di Solo terus berkembang selama 2011-2012. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo jumlah restoran dan rumah makan naik masing-masing 10,53% dan 2,92% year on year (yoy) 2012.

Kepala Bidang Sarana Wisata Disbudpar Solo Ipoung Saryoko Budi mengatakan hingga Desember 2012 terdapat 21 restoran dan 247 rumah makan di Kota Solo. Angka tersebut tumbuh dari tahun sebelumnya yaitu 19 restoran dan 240 rumah makan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertumbuhan industri kuliner di Kota Solo ini didukung oleh permintaan dari konsumen yang cukup banyak. Selain itu, keberadaan restoran dan rumah makan ini juga berpengaruh terhadap minat wisatawan berkunjung,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (13/2/2013).

Menurut Ipoung jumlah rumah makan dan restoran yang ada itu masih minim jika dibandingkan dengan realitas di lapangan. Pasalnya, sejumlah rumah makan dan restoran yang ada tidak mengurus perizinan sesuai ketentuan Peraturan Daerah (Perda) Kota Solo No 4 Tahun 2002 tentang Hiburan Umum. Berdasarkan peraturan itu setiap usaha harus memiliki izin usaha. Sebuah usaha dikategorikan sebagai rumah makan salah satunya adalah hanya menyajikan makanan jadi. Sedangkan kategori restoran adalah usaha kuliner yang menyajikan makanan lengkap dengan proses pembuatan.

“Data yang kami himpun berdasarkan dengan perizinan yang masuk ke Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kota Solo. Kami juga baru saja mengadakan pembinaan kepada 100 pengusaha bersama Satpol PP dan Polresta Solo terkait perizinan restoran dan rumah makan,” terangnya.

Selain restoran dan rumah makan, usaha lain seperti biro perjalanan wisata, gedung pertemuan, impresariat (event organizer), permainan ketangkasan, rumah karaoke, pub dan salon juga ikut tumbuh. Hal ini menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kota Bengawan.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Abdullah Suwarno mengatakan selama ini pengusaha restoran memang belum cukup aktif bergabung dalam wadah PHRI. Jika dibandingkan dengan pengusaha hotel, keaktifan para pengusaha restoran ini masih minim.

“Kami akan merangkul para pengusaha restoran agar lebih aktif dalam organisasi. Apalagi kami juga memiliki kepala bidang restoran yang merupakan general manager salah satu restoran,” ujarnya, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya