SOLOPOS.COM - Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto didampingi Direktur Industri Kimia Hilir Toeti Rahajoe meninjau produk kemasan ENVIPLAST berbahan dasar singkong produksi PT. Inter Aneka Lestari Kimia pada pameran Plastic & Rubber PROPAK Indonesia 2012 di Jakarta International Expo Kemayoran, 10 Oktober 2012. (kemenperin.go.id)

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto didampingi Direktur Industri Kimia Hilir Toeti Rahajoe meninjau produk kemasan ENVIPLAST berbahan dasar singkong produksi PT. Inter Aneka Lestari Kimia pada pameran Plastic & Rubber PROPAK Indonesia 2012 di Jakarta International Expo Kemayoran, 10 Oktober 2012. (kemenperin.go.id)

JAKARTA – Kantong plastik berbahan dasar singkong mulai dipasarkan sebagai alternatif kantong plastik berbahan dasar minyak bumi karena lebih ramah lingkungan.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Kita mulai riset empat tahun lalu, dan secara komersil baru pada 2012 kantong plastik berbahan singkong kita pasarkan,” kata konsultan tehnik PT Inter Aneka Lestari Kimia, Asmuwahyu Saptorahardjo di Jakarta, Selasa. Saat ini perusahaan tersebut sudah memproduksi 300 ton kantong plastik berbahan singkong yang dihasilkan dari perkebunan di Lampung dengan merek Enviplast.

Hasil penelitian yang dilakukan perusahaan membuktikan bahwa Enviplast terurai dalam jangka 3-6 bulan di lingkungan alami, sisa uraiannya menjadi kompos yang aman untuk lingkungan serta makhluk hidup. Hal tersebut merupakan solusi untuk masalah sampah plastik dan terbebas dari dampak negatif terhadap lingkungan.

Enviplast merupakan polimer biodegradable, yang dapat terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme dan air. Hasil uraian Enviplast adalah karbondioksida (CO2), air (H2O) dan biomasa. Enviplast juga termasuk bahan “compostable”, yaitu dapat menjadi kompos di dalam tanah. Enviplast yang terurai di dalam tanah, akan menambah kemampuan tanah untuk mengikat air, sehingga meningkatkan daya serap air dari tanah.

Selain oleh mikroorganisme, Enviplast juga dimakan oleh binatang seperti serangga, siput, serta hewan kecil lainnya, baik di darat maupun di air, tanpa menimbulkan akibat buruk seperti efek racun atau bahaya lainnya. Berbeda dengan plastik konvensional, Enviplast sangat ramah lingkungan, yang bisa ditunjukkan bila Enviplast ada di dalam air akan melunak dan tenggelam, sehingga memudahkan terdegradasi dan dimakan oleh mikro/makro organisme, serta tidak menyumbat saluran pembuangan air. Enviplast juga tidak menghasilkan gas kimia berbahaya atau residu lelehan bila dibakar.

“Kesulitan saat ini adalah pemasaran karena belum begitu banyak yang berminat, sebab harganya masih lebih tinggi dari kantong plastik konvensional. Perbandingan harganya sekitar 60 persen,” kata Asmuwahyu. Menurut dia, pasar yang sudah menerima penggunaan kantong plastik berbahan singkong tersebut masih terbatas seperti rumah sakit dan hotel.

Selain itu, dikhawatirkan Thailand juga merebut pasar di dalam negeri karena negara gajah putih tersebut sudah lebih maju dalam produksi plastik ramah lingkungan.


Video Uji Coba Penguraian Plastik Enviplast di Dalam Air:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya