SOLOPOS.COM - Mulyoko menunjukkan salah satu domba impor jenis Awassi di peternakannya di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, Minggu (4/6/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pasangan suami istri atau pasutri asal Wonogiri yang sukses berbisnis ternak domba hingga beromzet miliar rupiah kini mulai merambah ke domba impor jenis Awassi dan Dorper. Selain masih langka, dua jenis domba impor itu dinilai memiliki harga jual tinggi.

Pemilik Sekar Mendho Farm di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, yang merupakan pasustri Mulyoko, 37, dan Siti Aprilia Ramadani, 33, mulai membiakkan domba Awassi dan Dorper sejak tiga tahun lalu. Domba-domba itu didatangkan langsung dari Australia.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mulyoko mengatakan domba Awassi merupakan domba perah atau domba yang diambil susunya. Sedangkan domba Dorper adalah domba yang banyak diambil dagingnya.

Dia memperkirakan populasi domba Awassi di Indonesia belum mencapai 1.000 ekor. Di Wonogiri pun baru segelintir orang yang membiakkan domba Awassi. Ditambah lagi, harga domba Awassi saat ini cukup mahal, yakni berkisar Rp30 juta-Rp60 juta, bahkan lebih.

“Pejantan domba Awassi saya ditawar Rp60 juta/ekor, tetapi tidak saya lepas, karena itu kan sebagai pejantan untuk pembiakan,” kata Mulyoko saat diwawancarai Solopos.com, Senin (5/6/2023).

Saat ini Sekar Mendho Farm tengah membiakkan domba Awassi fullblood atau tanpa dikawinkan silang dengan jenis domba lain. Namun, ada pula yang disilangkawinkan dengan domba lokal.

Harga domba betina lokal yang sedang bunting hasil perkawinan dengan domba Awassi dijual seharga Rp4 juta/ekor. Mulyoko mengaku sudah beberapa kali menjual domba betina bunting itu ke beberapa peternak lain.

Keunggulan Domba Awassi dan Dorper

Hal yang sama juga diterapkan pada domba Dorper. Harga domba jenis ini sekitar Rp30 juta/ekor-Rp40 juta/ekor. Harga domba Awassi dan Dorper bisa jauh lebih tinggi daripada domba lokal karena dua jenis domba ini dinilai memiliki keunggulan dibandingkan domba lokal.

Selain massa atau berat tubuh domba bisa mencapai 150 kilogram per ekor, domba-domba impor itu juga disebut mudah beradaptasi dan tidak mudah terserang penyakit. “Pertumbuhannya sangat cepat. Umur tiga bulan saja domba ini sudah kayak domba lokal umur enam bulan lebih,” ujar dia.

Dia berharap domba Awassi maupun Dorper bisa turun harga dan bisa menjadi domba yang masif diternakkan dan dijualbelikan di Indonesia. Hal itu karena ketangguhan domba ini bisa meminimalkan kerugian peternak akibat domba mati. 

Aprilia menambahkan meski mulai beternak domba Awassi dan Dorper, Sekar Mendho Farm tetap fokus pada jual-beli domba lokal. Saat ini, untuk musim kurban, mereka menyediakan 2.000 ekor domba. Sebagian di antaranya sudah terjual baik ke lembaga maupun perorangan. 

Harga domba lokal untuk kurban mereka patok mulai Rp2 juta-Rp4,5 juta per ekor bergantung ukuran. Selain musim kurban, Sekar Mendho Kurban bisa menjual puluhan ekor kambing per hari. 

“Ketika enggak musim kurban, domba-domba kami kami banyak yang dibeli warung-warung satai di Soloraya. Selain itu, untuk acara akikah, penyediaan kambing guling dan nasi kebuli. Sekarang sudah ramai di Wonogiri yang akikah langsung diproses di sini, jadi nasi kebuli,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya