SOLOPOS.COM - Pasien rawat jalan RSJD Solo mengikuti kegiatan DJuminten Dolan untuk memasarkan produk mereka. Kegiatan dilakukan di Halaman RSJD Solo, Jumat (18/3/2022) (Istimewa/Humas RSJD Solo)

Solopos.com, SOLO — Rumah Sakit Jiwa Daerah atau RSJD Solo membuat terobosan guna menumbuhkan kemandirian para pasien, khususnya yang rawat jalan. Caranya dengan menggelar kegiatan Dinten Jumat Dodol Lan Ketemuan atau Djuminten Dolan.

Kegiatan yang melibatkan pasien RSJD Solo tersebut digelar di Halaman RSJD Solo, Jumat (18/3/2022) pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB. Djuminten Dolan merupakan inovasi berbasis pemberdayaan pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang bertujuan meningkatkan kemandirian kesehatan ODGJ dan kesembuhan pasien.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan menjual produk hasil karya pasien, kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kemandirian ekonomi. Kegiatan juga bertujuan mempertemukan kembali pasien dengan sesama pasien agar muncul rasa saling menyemangati dan menginspirasi.

Baca Juga: Asyik, Fasilitas Hemodialisis RSJD Solo Bisa Layani Pasien BPJS

Ekspedisi Mudik 2024

Produk yang dijual para pasien RSJD Solo dalam kegiatan itu cukup beragam. Mulai dari sayuran, makanan hasil olahan, kerajinan, dan pakaian.

Produk dari pasien rehabilitasi psikososial juga dijual dengan pendampingan dari tenaga kesehatan RSJD. Hal itu bertujuan untuk melatih proses peralihan pasien rawat inap yang kondisinya sudah cukup bagus.

Kepala Instalasi Rehabilitasi RSJD Solo, Pebrianto Nindyo Nugroho, mengatakan setidaknya ada 15 pasien rawat jalan yang menjajakan produk hasil karya mereka di rumah maupun hasil pendampingan rumah sakit. “Ada 10-15 pasien rawat jalan tadi,” kata Pebri saat ditemui Solopos.com di RSJD Solo, Jumat.

Baca Juga: 77 Pasien Gangguan Jiwa Nyoblos di RSJD Solo

Keberanian Berwirausaha

Djuminten Dolan diperuntukkan pasien ODGJ yang sudah selesai masa rawat inapnya. Hal tersebut diharapkan dapat melatih mental, kemandirian, dan keberanian berwirausaha.

Selain itu, stigma yang hidup di tengah-tengah masyarakat harus terus dikikis, sehingga masyarakat mempunyai pandangan ODGJ mampu mengambil peran di tengah kondisi ekonomi dan kemasyarakatan.

“Harapannya mereka dilatih secara mental, keberanian supaya berani berwirausaha. Mereka kadang minder, di sisi lain kami ingin mengubah stigma masyarakat tentang ODGJ. Meyakinkan bahwa ODGJ ini mampu berperan, gitu,” imbuhnya.

Baca Juga: Pasien RSJD Hanyut di Bengawan Solo Seusai Jalani Pengobatan

Ada pun pasien rawat jalan RSJD Solo yang terlibat dalam kegiatan Djuminten Dolan merupakan pasien yang secara emosional jauh lebih terkontrol. Motivasi dari dalam diri mereka dinilai sudah cukup tinggi. “Secara emosional mereka jauh lebih terkontrol. Motivasi dari dalam diri mereka cukup tinggi,” jelas Pebri.

Para peserta Djuminten Dolan datang ke lokasi dengan keluarga masing-masing. Namun, beberapa dari mereka sudah mampu datang dengan sendirinya.

Pendampingan

Petugas RSJD Solo juga melakukan pendampingan saat pasien menjajakan produk hasil karya mereka. Sebab, menurut Pebri, Beberapa pasien masih membutuhkan bantuan baik dari sisi psikis maupun money management.

Baca Juga: Jenazah Pasien RSJD Ceburkan Diri ke Sungai Bengawan Solo Ditemukan

Kegiatan Djuminten Dolan baru diadakan rutin sejak awal 2022. Namun, sebelum pandemi kegiatan serupa sebenarnya sudah ada. Hanya belum melalui publikasi seperti menggunakan nama Djuminten Dolan.

Kendala kegiatan pemberdayaan ODGJ di bidang kewirausahaan adalah butuh koordinasi antara penyelenggara (RSJD) dengan individu (pasien). Namun, hal itu menurut Pebri bisa dikomunikasikan. Respons masyarakat cukup juga cukup bagus dan antusias. “Mereka [masyarakat yang datang] juga tidak berpikir [berstigma] oh ini produk ODGJ dan sebagainya kok,” katanya.

RSJD berharap Djuminten Dolan mampu menjangkau kegiatan-kegiatan publik dengan ruang lingkup yang cukup luas.”Ini awal mula. Nanti kami lihat respons mereka bagus, harapannya kalau ada event kami akan ajak [terlibat] ke sana. Target ke depan kegiatan bisa dieksplor lebih luas. Usaha mengikis stigma masyarakat juga,” ujarnya Pebri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya