SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Soloraya butuh investasi hingga nilai Rp7.000 triliun hingga tahun 2014 untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,45%.

Angka ini disampaikan Bank Indonesia (BI) Solo dalam Seminar Kajian Ekonomi Regional (KER) Pertumbuhan Ekonomi Soloraya Semester II-2012, yang diselenggarakan di Kantor BI Solo, Rabu (15/5/2013). Dalam KER tersebut, disampaikan bahwa hubungan antara investasi dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dengan menggunakan alat analisis incremental capital output ratio (ICOR).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“ICOR adalah suatu besara yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) haru yang dibutuhkan untuk menaikkan atau menambah satu unit output,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Solo, Arif Nazaruddin.

Pengkajian mengenai ICOR ini, menurut dia menjadi menarik karena ICOR dapat merefleksikan besarnya produktivitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Dia juga menyampaikan iklim investasi yang baik akan menarik investasi, meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hanya saja, sampai saat ini di kabupaten/kota di Soloraya tidak tersedia data investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Untuk itu, data investasi dalam perhitungan tersebut dimodifikasi dengan data penanaman modal yang diperoleh dari instansi terkait.

Mengenai kebutuhan investasi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah di tahun 2014, analisis ICOR menyebutkan bahwa Boyolali butuh investasi Rp230 triliun untuk meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5,55%. Klaten butuh investasi Rp459 triliun untuk bisa tumbuh 3,97%, Sukoharjo butuh Rp846 triliun untuk tumbuh 4,95%, Wonogiri butuh penanaman modal Rp576 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 4,95%. Selanjutnya Karanganyar butuh investasi Rp1.600 triliun untuk bisa tumbuh 5,95%, Sragen Rp696 triliun agar ekonomi bisa tumbuh 6,75% dan kebutuhan investasi di Solo mencapai Rp2.528 triliun agar ekonomi bisa tumbuh 6,35%.

Dalam kajian tersebut, Peneliti Muda Senior BI Solo, Doni Ananta, investasi swasta mempunyai peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Selain berperan meningkatkan agregat, investasi juga mampu mendongkrak sisi penawaran melalui peningkatan kapasitas produksi.

Hanya saja, Doni menjelaskan, pada semester II 2012 telah terjadi perlambatan investasi. Padahal, biaya investasi khusus dari sektor suku bunga kredit investasi semakin menurun. Beberapa indikator yang menunjukkan adanya perlambatan investasi antara lain investasi di bidang transportasi maupun sarana dan prasarana infrastruktur yang tercermin dari indikator dini pendaftaran truk baru menunjukkan perlambatan. Pendaftaran truk baru tersebut pada semester II 2012 hanya tumbuh 15,52%, lebih rendah dari pertumbuhan semester sebelumnya 49,22%.

Investasi pemerintah yang tercermin dari realisasi belanja modal dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota di Soloraya juga menunjukkan perlambatan. Realisasi belanja modal semester II 2012 tumbuh 83,52%, lebih rendah dari pertumbuhan semester sebelumnya 126,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya