SOLOPOS.COM - Bus bumel Solo-Wonogiri PO Raya ngetem di Terminal Pracimantoro, Selasa (28/6/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLOBus bumel jurusan Solo-Wonogiri saat ini memang semakin tergilas oleh zaman. Sempat berjaya pada awal 1980-an, kini bus tersebut harus berusaha ekstra keras untuk bertahan atau sekadar menutup biaya operasional.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sepinya penumpang bus antarkota dalam provinsi itu diperparah dengan pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat membatasi mobilitas atau perjalanan. Selain itu juga tidak lepas dari banyaknya pilihan moda transportasi lain yang bisa digunakan untuk menuju Wonogiri dari Kota Solo maupun sebaliknya.

Sama seperti jalur Solo-Jogja, penumpang bus bumel Wonogiri-Solo juga punya beberapa pilihan lain untuk sarana transportasi. Selain kendaraan pribadi ada railbus Batara Kresna.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun tidak seperti kereta rel listrik yang punya belasan jadwal perjalanan, railbus hanya dua kali perjalanan dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Wonogiri maupun sebaliknya.

Dikutip dari keretapikita.com, railbus Batara Kresna berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 06.00 WIB dan sampai di Stasiun Wonogiri pukul 07.45 WIB. Kemudian keberangkatan kedua pukul 10.00 WIB dan sampai di Stasiun Wonogiri pukul 11.45 WIB.

Baca Juga: Kisah Mekanik Bus Bumel di Wonogiri, Organ Dalam Rusak di Usia Senja

Dari Stasiun Wonogiri, keberangkatan pertama pukul 08.00 WIB sampai di Stasiun Purwosari pukul 09.45 WIB. Keberangkatan kedua dari Stasiun Wonogiri pukul 12.00 WIB dan sampai di Stasiun Purwosari pukul 13.45 WIB.

Penumpang Setia, Rute Panjang

Mematok tarif hingga Rp30.000 per orang, bus bumel Solo-Wonogiri masih terus bertahan di tengah gempuran zaman. Mereka masih terus beradaptasi dengan situasi yang ada.

Menariknya, pakar transportasi umum dari Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas, menyebut peluang bus Solo-Wonogiri bertahan justru masih sangat besar. Hal itu karena mereka masih memiliki pelanggan setia dan rute yang cukup panjang.

Baca Juga: Aman! Seluruh Bus Bumel yang Mengaspal di Wonogiri Laik Jalan

“Kalau yang dimaksud bus Solo-Wonogiri itu AKDP [antarkota dalam provinsi), jadi pilihan busnya sesuai dengan perjalanan pendek. Mestinya bus ini masih sangat diperlukan, karena tidak semua orang bisa naik motor, terutama ibu-ibu. Selain itu harga kendaraan pribadi juga tidak murah, jadi bus ini akan tetap ada peminatnya,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (11/7/2022).

Meski punya peluang untuk bisa bertahan, Darmaningtyas mengatakan bus bumel Solo-Wonogiri tetap harus berinovasi, sekaligus menetapkan harga yang lebih terjangkau untuk para penggunanya.

“Tetapi, itu amat tergantung pengusahanya berkreativitas. Misal berinovasi seperti mengganti dengan bus sedang seperti Hiace berpendingin udara dan punya jadwal yang tetap mungkin bisa jadi alternatif. Namun, jika busnya makin kumal dan waktunya tidak jelas ya akan makin ditinggalkan penumpang,” terangnya.

Baca Juga: Wujud Bus Bumel Setan Rute Solo-Wonogiri, Pernah Naik?

Alasan Pamor Meredup

Diberitakan sebelumnya, nasib bus bumel dengan trayek Solo-Wonogiri kini sangat memprihatinkan. Bus yang pernah berjaya hingga awal tahun 2000 itu kini semakin meredup pamornya.

Dari 180 unit bus yang beroperasi pada 2011, kini tinggal tersisa seperempatnya. Setelah pandemi Covid-19, tak sedikit kru bus yang enggan beroperasi lagi. Akibatnya jadwal keberangkatan juga semakin jarang.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri Edi Purwanto menyebut kondisi sepinya penumpang bus bumel Solo-Wonogiri tak lepas dari kecenderungan masyarakat yang lebih suka naik kendaraan pribadi ketimbang naik angkutan umum.

Baca Juga: Begini Alasan Organda Wonogiri, Pamor Bus Bumel Makin Menurun

Selain itu, bus bumel juga kehilangan penumpang di terminal akibat sistem keberangkatan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang kini ada dari pagi, siang, sore, hingga malam. Faktor utamanya, fisik bus bumel kalah saing dengan bus AKAP yang mayoritas baru dan berpendingin udara.

Sedangkan untuk melakukan peremajaan armada, pengusaha bus bumel terkendala modal. Dengan jumlah penumpang yang semakin menurun, jangankan untuk meremajakan armada bus, bisa menutup biaya operasional saja sudah bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya