SOLOPOS.COM - Warga melintasi jalan depan gedung Laboratorium Kesehatan Kabupaten Boyolali, Rabu (13/1/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana membuat laboratorium pemeriksaan polymerase chain reaction atau PCR sendiri. Hal itu untuk mengantisipasi antrean laboratorium rujukan dari sekitar Boyolali.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, mengatakan untuk menunjang aktivitas penegakan diagnosis Covid-19, salah satunya adalah keberadaan laboratorium PCR.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat ini laboratorium PCR sekitar Boyolali mengalami kepadatan luar biasa. Untuk itu Boyolali berupaya untuk mempunyai laboratorium PCR sendiri. Harapannya bisa mengurangi antrean dalam laboratorium rujukan. Sekaligus juga memberikan hasil yang lebih cepat untuk masyarakat,” katanya kepada wartawan, Rabu (13/1/2021).

Rapat DPRD Solo Bahas Perlu Tidaknya Penyintas Covid-19 Diberi Vaksin, Ini Kesimpulannya

Pada Rabu siang, kegiatan sosialisasi mengenai rencana pembuatan laboratorium PCR Boyolali dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai alat-alat PCR, mekanismenya, dan sebagainya.

Namun, Ratri mengatakan butuh waktu untuk mempersiapkan laboratorium tersebut. “Kami usahakan Februari sudah siap. Lokasi nanti ada di Labkesda [Laboratorium Kesehatan Daerah]. Di sana nanti untuk tempat swab sekaligus untuk pemeriksaan,” lanjutnya.

Sejauh ini Labkesda sudah digunakan untuk tempat pengambilan sampel swab Covid-19. Mengenai daya tampung, Ratri mengatakan untuk tahap awal kemungkinan baru bisa untuk satu sif. Dalam sehari perkiraannya bisa memeriksa 200 sampel.

Curhatan Pedagang Kuliner Klaten: Siang Dilarang, Malam Kena Pembatasan Jam Operasional

Mematuhi Saran Pemerintah

Selain menginformasikan soal laboratorium PCR Boyolali, Ratri juga mengimbau masyarakat untuk bisa mematuhi saran pemerintah dalam rangka pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Menurutnya, salah satu upaya lain dari pemerintah untuk menekan penularan Covid-19 adalah dengan mengurangi pergerakan masyarakat.

Jika pergerakan masyarakat dapat dikurangi, harapannya penularannya juga akan berkurang. Untuk itu berbagai regulasi dan aturan dibuat untuk mendukung hal tersebut. Salah satunya dengan PPKM.

Sejumlah Pegawai Positif Corona, Kantor Disdukcapil Solo Lockdown!

“Dengan dibatasi kegiatannya diharapkan penularan virus tidak meluas dan akan menurunkan angka kejadian dan pasien yang masuk rumah sakit,” jelasnya.

Mengenai kapasitas rumah sakit untuk isolasi pasien Covid-19 Boyolali, Ratri mengatakan dalam dua pekan terakhir ada penurunan jumlah pasien. “Saat ini alhamdulillah kondisi rumah sakit sudah tidak terlalu padat seperti dua pekan lalu,” jelasnya.

Saat ini, Ratri menjelaskan di Ruang Brotowali II RSUD Pandan Arang hanya ada 55 pasien. Brotowali I ada 16 pasien. Masing-masing kuotanya 100 tempat tidur dan 20 tempat tidur. Kemudian RSUD Waras Wiris terakhir ada 3 pasien dari 18 tempat tidur. “ICU RSPA [RSUD Pandan Arang] sudah disiapkan enam [tempat tidur] dan baru terisi satu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya