SOLOPOS.COM - GALI LUWENG-Warga Dusun Gunungan, Desa Wonodadi, Kecamatan Pracimantoro melakukan kerja bakti menggali satu luweng yang telah tertimbun tanah sejak tujuh tahun lalu, Kamis (29/3). Hal itu dilakukan sebagai antisipasi saat musim hujan agar air tidak kembali menggenangi permukiman warga. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Solopos.com, WONOGIRI – Berdasarkan berbagai literatur yang ditelusuri Solopos.com, kemungkinan ada ratusan luweng yang tersebar di wilayah selatan Wonogiri, Jawa Tengah, tepatnya di pegunungan karst. Bebarapa di antaranya bahkan memiliki ukuran yang cukup besar.

Pihak BPBD Wonogiri rutin menggelar patroli luweng, khususnya di musim penghujan. Sebab, luweng atau sumur bawah tanah di dalam gua tersebut berfungsi sebagai saluran pembuangan air untuk mencegah banjir saat musim hujan tiba. Bahkan, luweng juga bisa menjadi sumber mata air di wilayah pegunungan karst yang kering.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Luweng atau dalam ilmu geologi disebut doline atau sinkhole ini terbentuk secara alami akibat batuan gamping yang tergerus tanah.

Baca juga: Ini Loh Fungsi Luweng di Pracimantoro Wonogiri yang Hilang

Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (15/2/2021), luweng atau dalam bahasa lain disebut sebagai dolina atau sinkhole menjadi salah satu ciri khas dari tanah di pegunungan karst.

Lubang terbentuk karena batu gamping lebih mudah larut dalam air. Batuan gamping yang tergerus itu lama kelamaan retak, sehingga terbentuk luweng atau gua vertikal secara alami.

Adanya aliran di bawah tanah itu menyebabkan munculnya rongga batu gamping karena di bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga akhirnya membentuk lubang yang cukup besar di permukaan tanah.

Baca juga: Tak Ada Kolam, Saluran Irigasi Pun Jadi Sarana Beternak Lele di Masaran Sragen

Kedalaman lubang ini pun bervariasi, ada yang mencapai 100 meter dengan bentuk seperti gua. Gua merupakan lingkungan yang unik dan rentan, sehingga harus dipelihara sesuai kondisi aslinya.

Namun, mulut luweng bisa saja tertutup karena proses erosi dan deposisi yang sering kali tidak disadari. Itulah sebabnya warga yang tinggal di kawasan pegunungan karst seperti wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, dan Gunungkidul, DIY, diimbau menjaga kelestarian luweng.

Baca juga: Janda Cianjur Hamil Mendadak Gegara Angin Semriwing Masuk Vagina

Belakangan ini beberapa mulut luweng di kawasan Pracimantoro, Wonogiri, dilaporkan menghilang. Sesepuh desa setempat menyebut luweng ini telah menghilang selama puluhan tahun.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPBD Wonogiri, Bambang Haryanti, mengatakan mulut luweng itu bukan hilang, melainkan bisa saja tertutup sampah atau terjadi sedimentasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya