SOLOPOS.COM - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen, secara simbolis menyerahkan bantuan rumah sehat layak huni (RSLH) kepada salah satu warga Desa Gaden, Kecamatan Trucuk di kantor Desa Gaden, Kamis (11/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Desa Gaden, Kecamatan Trucuk menjadi desa dampingan Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Tengah (Jateng) untuk penanganan kemiskinan ekstrem. Sejak awal 2022 hingga kini, nilai total bantuan yang sudah digelontorkan ke Gaden mencapai Rp700 juta.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bapenda Jateng, Peni Rahayu, menjelaskan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jateng diminta memilih desa miskin ekstrem untuk didampingi. Awalnya, ada lima kabupaten yang masuk kategori miskin ekstrem. Dalam perkembangannya, pemerintah pusat menyatakan ada 19 daerah di jateng yang masuk kategori miskin ekstrem.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Bapenda lantas memilih Desa Gaden yang termasuk desa miskin ekstrem di Jateng sebagai desa dampingan selama setahun sejak awal 2022.

“Saat memilih desa ini kami sama sekali tidak tahu kondisinya. Kemudian kami terjunkan tim ke lapangan,” kata Peni saat kunjungan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen, ke Desa Gaden, Kamis (11/8/2022) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Peni menjelaskan dari pendataan kondisi rumah warga yang masuk data kemiskinan, sekitar 87 rumah yang layak mendapatkan bantuan rehab rumah sehat layak huni (RSLH).

Baca Juga: Klaten Butuh Rp225 Miliar untuk Rehab RTLH 18.011 Unit

“Setelah disisir kembali, jumlahnya tidak sampai 87 rumah. Makanya kami tahun ini memberikan intervensi ke Gaden untuk RSLH ada 26 unit rumah,” jelas Peni.

Nilai bantuan rehab per unit Rp17,5 juta. Sumber dana dari APBD Jateng sebanyak sembilan rumah dan sisanya merupakan bantuan dari Bank Jateng, BPR BKK, serta Baznas. Ada juga bantuan pemasangan listrik untuk 24 lokasi sambungan rumah.

Selain bantuan fisik, tim kreatif ekonomi Jateng juga memberikan berbagai pelatihan, seperti pembuatan pupuk kompos nitro, pengemasan, serta pelatihan desain keset dengan sasaran keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem. Dari pelatihan-pelatihan itu, ada bantuan yang digulirkan, yakni mesin jahit, tong untuk pembuatan pupuk, serta alat pengemasan.

“Untuk alat packaging karena harganya cukup mahal, bantuan kami berikan ke BUM Desa. Mereka yang sudah membuat makanan ringan bisa melakukan pengemasan di BUM Desa. Kami juga berikan bantuan berupa bibit tanaman yang bisa ditanam di temat-tempat terbuka,” ungkap Peni.

Baca Juga: Duh! 2.312 Keluarga di Klaten Masuk Kategori Miskin Ekstrem

Selain itu, Bapenda bekerja sama dengan Telkom Jateng membuat sistem informasi bernama Simpel Desa. Aplikasi itu bisa dimanfaatkan mengurus administrasi kependudukan, alarm banjir, serta marketplace produk warga Gaden. Sejumlah warga Gaden sudah dilatih menggunakan sistem tersebut dan diharapkan bisa diperluas.

Peni menjelaskan nilai bantuan yang sudah digelontorkan di Gaden sejak awal 2022 hingga kini sudah lebih dari Rp700 juta. Pendampingan Bapenda Jateng ke Gaden bakal berlangsung hingga akhir tahun ini.

“Kami masih akan melakukan pendampingan untuk mengembangkan yang lain. Kami optimistis label ekstrem di Desa Gaden akan hilang,” kata dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan berdasarkan data dari pemerintah pusat ada 25 desa di lima kecamatan yang masuk kategori miskin ekstrem. Mulyani mengatakan upaya penanganan kemiskinan ekstrem terus dilakukan.

Baca Juga: Hari Jadi ke-218 Klaten, Penanganan 25 Desa Miskin Ekstrem Jadi PR

Hal itu termasuk yang dilakukan Pemprov Jateng. Dia berharap dengan sinergi berbagai pihak label miskin ekstrem bisa hilang.

“Semoga 25 desa yang dinyatakan miskin ekstrem di Klaten tahun depan bisa tuntas,” kata dia.

Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, meminta warga Gaden bisa memaksimalkan potensi pendampingan dari Bapenda Jateng. Wagub berharap program yang bergulir hingga Desember 2022 bisa menghapuskan status miskin ekstrem di Gaden.

Taj Yasin menjelaskan persoalan kemiskinan tak sekadar soal perbaikan fisik rumah. Hal yang penting lainnya yakni soal kesehatan dan aspek sosial warga. Lantaran hal itu, Taj Yasin berharap dari sisi kesehatan dan sosial warga tetap dijaga.

Baca Juga: Soal Desa Ekstrem Miskin, Bupati Klaten: Tak Seekstrem Judulnya

“Dalam aspek sosial itu permasalahannya itu-itu saja, kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dampak yang diakibatkan itu bisa berkepanjangan,” kata Taj Yasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya