SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengecek operasional di RSUD dr. Soedono Kota Madiun, Selasa (26/2/2019). Saat berkunjung di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu, Emil mendengar temuan terkait dokter spesialis yang enggan bekerja di rumah sakit tersebut.

Emil pun keheranan dengan fakta temuannya tersebut. Padahal, Kota Madiun termasuk kota yang cukup maju dan akses ke berbagai daerah cukup mudah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dokter spesialis belum tertarik ke sini [RSUD dr. Soedono Kota Madiun]. Ini yang harus kita bedah, apa penyebabnya,” kata dia kepada wartawan.

Emil Dardak menginginkan Kota Madiun sebagai kota yang layak huni. Dia menduga belum adanya perumahan khusus dokter maupun fasilitas lainnya yang membuat dokter spesialis enggan bekerja di Madiun.

Atau, kata Emil Dardak, para dokter spesialis ingin melihat potensi pasien di Madiun banyak atau tidak. “Kita akan telaah lebih dalam. Kenapa dokter-dokter spesialis belum tertarik. Mungkin perlu marketing yang lebih menancap lagi ke pendidikan dokter spesialis,” jelas istri artis Arumi Bachsin itu.

Emil menceritakan pengalamannya menarik dokter spesialis sewaktu masih menjadi bupati di Kabupaten Trenggalek. Menurut dia, Trenggalek daerahnya lebih sulit dan aksesnya juga sulit. Namun, ia mengambil tenaga dokter spesialis dari program wajib kerja dokter spesialis dari Kementerian Kesehatan.

Untuk membuat nyaman dokter spesialis, Emil mengaku menyediakan fasilitas rumah. Selain itu, pemerintah mendorong supaya pengusaha mau mendirikan bioskop di Trenggalek. “Fasilitas itu supaya orang kerasan dan betah. Ini yang perlu kita survei,” imbuh dia.

Selain itu, dia berharap dokter spesialis yang ada di Madiun bisa memberikan pernyataan testimoni mengenai enaknya tinggal di Madiun dan bagaimana nyamannya bekerja di RSUD dr. Soedono.

Direktur RSUD dr. Soedono Madiun, dr. Bangun Trapsila Purwaka, mengatakan untuk tenaga medik di RSUD dr. Soedono memang masih kekurangan. Namun, untuk jumlah pasti kekurangannya, ia mengaku tidak membawa datanya.

“Sebenarnya untuk dokter spesialis sudah terpenuhi. Tapi nanti ada yang sekolah. Nanti kan berkurang lagi,” ujar dia.

Bangun mengaku tidak mengetahui alasan para dokter spesialis enggan bertugas di Madiun. Dia memprediksi banyak dokter enggan ke Madiun karena menganggap Kota Madiun sebagai kota kecil.

Pihak RSUD dr. Soedono sebenarnya telah menyiapkan gaji cukup besar bagi para dokter di rumah sakit rujukan tersebut. Bangun menyebut gaji atau take home pay dokter mulai dari Rp15 juta per bulan sampai Rp30 juta per bulan. 

“Pernah, kami membuka lowongan dokter spesialis melalui rekrutmen CPNS maupun BLUD. Namun, ironisnya tidak ada yang mendaftar,” kata Bangun dilansir Antara.

Guna memenuhi kebutuhan dokter akibat beban kerja yang tinggi, manajemen RSUD dr Soedono Madiun terus mengajukan tambahan tenaga dokter baik untuk dokter umum maupun spesialis ke pemprov.

Sesuai data, jumlah dokter spesialis yang bertugas di RSUD dr Soedono Madiun mencapai 44 orang dan dokter umum sebanyak 70 orang.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya