SOLOPOS.COM - Aktivitas pengunjung dan pedagang ramai di pinggir Waduk Kembangan yang menjadi tempat rekreasi alternatif di wilayah Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu (1/11/2020). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Puluhan sepeda terparkir berjajar di pinggir Waduk Kembangan di wilayah Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu (1/11/2020) pagi. Pesepeda yang datang ke waduk tersebut berasal berbagai daerah di Sragen. Sambil melepas lelah, mereka menikmati jajanan tradisional yang disediakan para pedagang di sudut timur laut waduk . Jajanan itu seperti pecel, soto, sop, aneka gorengan, dan jajanan ringan cilung, serta siomay.
Sebelum pandemi Covid-19, sudut waduk itu hanya ada 2-3 pedagang. Kini, pedagang bertambah menjadi sekitar 10 pedagang seiring dengan bertambahnya jumlah warga yang berkunjung ke waduk. Bukan cuma pesepeda, warga yang mengendarai sepeda motor dan mobil pun banyak yang datang. Lokasi itu seperti pengganti car free day (CFD) yang biasanya dipusatkan di Alun-alun Sasana Langen Putra. Tempat itu juga menjadi tempat rekreasi alternatif saat liburan karena pengunjungnya bisa datang sepanjang hari, dari pagi sampai sore hari.

KTNA Sragen Sebut Visi Misi Paslon Yuni-Suroto Tidak Spesifik Berpihak pada Petani

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hampir setiap Minggu saya ke waduk ini. Waduk ini menjadi pos istirahat kedua di jalur selatan bagi penggemar olahraga sepeda. Pos pertama biasanya di patung jamu yang masuk wilayah Karanganyar dan pos kedua di waduk ini,” ujar Tuban, 50, warga Kuwungsari, Sragen Kulon, Sragen, saat berbincang dengan Espos di waduk, Minggu pagi.

Tuban yang biasanya sendirian bersepeda, hari itu datang bersama rombongan ketua RT se-wilayah Sragen Kulon yang dikoordinasi Lurah Sragen Kulon. Tuban pun merasakan perubahan di waduk itu karena ramai pedagang. Pengunjungnya pun ramai terutama pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB.

“Ternyata pandemi itu juga memberi peluang rejeki bagi warga lain yang barangkali terdampak wabah Covid-19,” katanya.

Berkah Bagi Pedagang

Mustaji, 38, pedagang siomay asal Ngadirejo, Desa Bendungan, Kedawung, Sragen, menjadi salah satu yang meramaikan waduk. Mustaji selalu mangkal di Waduk Kembangan setiap Minggu, dari pagi hingga sore hari. Kadang pukul 14.00 WIB dagangannya habis dan bisa membawa uang Rp250.000. Jualan di waduk itu bisa diandalkan Mustaji karena hampir selalu habis.

Terbuat Dari Susu, Jahe dan Lombok, Wedang Gemblung Jadi Primadona Di Pasar Bahulak Desa Karungan Sragen

“Saya kalau pulang pukul 15.00 WIB. Seringnya dagangan habis. Sejak pagi waduk ini ramai. Saat pagi para pesepeda. Nanti mulai pukul 10.30 WIB ada rombongan kereta mini dari berbagai daerah yang datang. Ya, tempat ini jadi wisata alternatif,” katanya.

Sementara pedagang pecel, Sri Asih, 50, warga Kembangan, Mojorejo, Karangmalang, juga mendapat berkah dari ramainya Waduk Kembangan. Ia sebelumnya jualan di depan SDN Mojorejo. Sejak SDN tutup karena Covid-19, Sri menjadi pedagang keliling dan setiap Minggu mangkal di Waduk Kembangan. Sudah delapan bulan ia berjualan di Waduk Kembangan setiap Minggu.

“Banyak warga yang piknik ke waduk ini dengan sepur kelinci. Pengusaha sepur kelinci itu ada yang dari Kembang dan Salam, Kedawung. Biasanya ada orang Gondang, Banyurip, dan seterusnya. Kalau dari Gondang itu hanya ditarik Rp8.000/orang atau sesuai permintaan dan tujuan,” ujar Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya