SOLOPOS.COM - Waduk Gondang Karanganyar. (Solopos-Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pemkab Karanganyar akan memanfaatkan Waduk Gondang di Kerjo, Karanganyar, sebagai objek wisata buah, olahraga air, dan memancing.

Rencana itu mengemuka saat Bupati Karanganyar, Juliyatmono, didampingi Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Ruang Garuda, kompleks Kantor Bupati Karanganyar, Rabu (8/1/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rencana pemanfaatan Waduk Gondang dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED).

"Saya kurang setuju kalau waduk dimanfaatkan untuk keramba. Itu akan mengotori air karena kan air waduk akan dimanfaatkan untuk air minum. Kalau bisa memancing. Dibuat zona tertentu dengan batasan supaya menjadi daya tarik. Olahraga air akan dipikirkan yang cocok dan tidak mencemari air. Jangan speedboat tetapi sepeda air itu boleh," kata Juliyatmono saat memimpin rapat.

Wisata buah rencana memanfaatkan kawasan green belt atau sabuk hijau Waduk Gondang. Kawasan green belt Waduk Gondang seluas 63 hektare (ha) dengan panjang lima kilometer. Posisinya mengelilingi waduk.

Konsep pengelolaan wisata buah akan melibatkan masyarakat untuk menanam, merawat, dan memanen hasil. Rencana Pemkab akan menanami green belt dengan durian, alpukat, kelapa, dan lain-lain.

"Kami gandeng masyarakat di lingkungan sekitar jadi bisa ngopeni. Kan bagus hamparan pohon, selain itu fungsinya untuk menjaga kandungan air. Intinya memanfaatkan wisata di luar fungsi utama waduk. Bisa meningkatkan kunjungan masyarakat," tutur dia.

Dia berharap kerja sama Pemkab dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku pemilik aset bendungan dimulai dari penandatanganan MoU, selanjutnya menentukan DED.

Kepala DPUPR Karanganyar, Edhy Sriyatno, berharap BBWSBS bisa menentukan lokasi mana yang bisa dikembangkan oleh Pemkab dan mana yang tidak bisa.

"Kami buatkan DED untuk yang bisa dimanfaatkan. Kami bikin bangunan penunjang wisata," ungkap Edhy.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menjelaskan Pemkab berencana memanfaatkan waduk dan pesona lingkungan sebagai wahana utama objek wisata.

"Tidak perlu banyak sentuhan karena sudah memiliki daya tarik. Paling ditambah tempat duduk, akses parkir, jalan, rumah makan, penginapan, dan lain-lain. Kuncinya ramah lingkugan. Kami akan kembangkan potensi yang ada tetapi daerah lain enggak punya," tutur Titis.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan, Dony Faturochman, menjelaskan Pemkab memiliki hak mengelola waduk. Tetapi pengelolaan tidak boleh mengesampingkan fungsi utama waduk.

Dia memberi contoh green belt harus ditanami pohon berumur panjang. Tetapi green belt boleh ditanami pohon penunjang, seperti pohon buah-buahan.

baca juga: Longsor Mengintai, 3 KK Penghuni Ruko BUM Desa Botok Karanganyar Diminta Siaga

"Green belt itu kan menjaga kestabilan tebing jangan sampai longsor. Tetapi masyarakat bisa memanfaatkan sesuai aturan. Nanti dilihat dulu mana yang boleh dimanfaatkan dan mana yang tidak. Dasarnya keamanan. Soal wisata air nanti diatur. Kami menunggu DED. Setelah itu muncul zona-zona kawasan perikanan, wisata, komersial, dan lain-lain. Mudah-mudahan cepat selesai sehingga waduk bisa lekas dimanfaatkan," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya