SOLOPOS.COM - Petugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). (Antara-Muhammad Adimaja)

Solopos.com, SOLO — Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat hingga Senin (2/8/2021) sudah ada sebanyak 933 warga yang meninggal setelah tertular virus corona.

Jumlah itu hampir 4% atau tepatnya 3,89% dari total kasus konfirmasi positif sebanyak 23.964 orang. Total kasus positif itu perinciannya 21.218 pulang/sembuh, 1.579 isolasi mandiri, 234 perawatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan catatan kasus tersebut, jumlah kasus aktif di Solo hanya 8,5%. Sedangkan pasien yang menjalani rawat inap sebanyak 12,9%. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengakui angka kematian pasien Covid-19 di Kota Solo cukup tinggi.

Baca Juga: Pemakaman dengan Protokol Covid-19 di Solo Melonjak 4 Kali Lipat, Penggali Kubur Kewalahan

Dalam sehari, tercatat ada belasan warga Solo yang meninggal dunia setelah terpapar virus corona. “Memang masih cukup tinggi. Itu saja yang kami lihat sepekan ke depan. Kalau saya lihat sepekan ke depan sudah mulai landai dan pasti akan turun ke level ketiga kok. Surat Edaran PPKM terbaru ada pelonggaran, tapi mengikuti Instruksi Menteri [Inmen]. Tapi ini kan masih level 4 juga,” katanya kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Gibran menyebut kasus Covid-19 Kota Bengawan mulai menunjukkan tanda penurunan. Namun level PPKM belum juga diturunkan lantaran terdapat kategori lain yang dihitung sebagai penilaian.

Memaksimalkan Tracing dan Testing

Kategori lain itu meliputi tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) isolasi dan ICU belasan rumah sakit (RS) rujukan yang masih tinggi. BOR isolasi masih 74% sedangkan BOR ICU masih belum turun dari 90%.

Baca Juga: 4.710 Mobil Diperiksa Saat Penyekatan di Jalur Masuk Solo, 707 Unit Dipaksa Putar Balik

“Kami optimistis grafiknya bakal terus menurun, angka kesembuhannya tinggi. Kemudian, angka vaksinasinya juga tinggi, Saat ini, tenda darurat di RS-RS juga sudah mulai dibongkar,” jelas Gibran.

Gibran menyebut Pemkot Solo bakal memaksimalkan testing dan tracing guna menekan jumlah warga positif corona yang meninggal dunia. Selain itu, memisahkan warga yang terkonfirmasi positif dengan yang sehat menjadi salah satu cara menekan persebaran virus corona.

Baca Juga: Catat Lur! Jl Slamet Riyadi Solo Ditutup Mulai Pukul 20.30 WIB hingga 05.00 WIB

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan catatan kematian tersebut disumbang dari warga lanjut usia (lansia) usia 50 tahun ke atas. Mereka biasanya memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“Mayoritas punya penyakit komorbid hipertensi dan diabetes melitus. Tidak ada kematian balita dan remaja. Potensi warga yang meninggal dunia akibat Covid-19 sebelum divaksin masih cukup tinggi meski Pemkot sudah membuka keran untuk itu,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya