SOLOPOS.COM - Kendaraan dari utara belok ke kiri atau timur saat melintas di Jl. Jenderal Sudirman (Jensud) ruas perempatan Ponten hingga pertigaan dekat Toko Emas Semar Nusantara, kawasan kota Wonogiri, Kamis (25/11/2021). Pertigaan dekat tempat usaha itu sebelumnya diberi pembatas jalan atau water barrier. Dinas Perhubungan (Dishub) menarik water barrier sejak akhir Oktober lalu. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Setiap hari puluhan kendaraan dari arah utara melawan arus saat melintas di Jl. Jenderal Sudirman (Jensud) dekat pertigaan Toko Emas Semar Nusantara kawasan kota Wonogiri.

Kondisi itu terjadi sejak pembatas jalan atau water barrier ditarik Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri pada akhir Oktober lalu. Warga meminta pihak terkait mengutamakan keselamatan dari pada estetika jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Kamis (25/11/2021), pertigaan dekat Semar Nusantara sudah tidak ada water barrier. Jalan tersebut Jl. Jensud atau jalan raya Wonogiri-Solo yang merupakan jalan satu arah dari selatan ke utara.

Baca Juga: Misterius, Makam di Brajan Boyolali Dulu Sering untuk Tirakatan

Jalur satu arah dimulai dari perempatan Gudang Seng hingga pertigaan dekat Semar Nusantara sepanjang lebih kurang 1 km. Ada ruas jalan yang dua arah, yakni dari pertigaan dekat Semar Nusantara hingga perempatan Ponten sepanjang lebih kurang 100 meter.

Di sudut pertigaan depan Semar Nusantara terpasang rambu lalu lintas setop atau verboden dan rambu petunjuk arah ke timur. Rambu itu sebagai tanda kendaraan dari utara tidak boleh lurus dan harus belok ke kiri/timur melalui jalan lain. Rambu itu dapat dilihat dengan jelas dari arah utara.

Sebelumnya, pertigaan itu diberi water barrier yang ditata sedemikian rupa untuk mengarahkan kendaraan dari utara atau arah perempatan Ponten berbelok ke kiri/timur. Selanjutnya, kendaraan yang ingin ke selatan dapat melalui Jl. Kartini tembus ke perempatan Gudang Seng. Sedangkan, kendaraan yang ingin ke arah timur dapat melintas di Jl. Kabupaten depan Sekretariat Daerah.

Baca Juga: Ada Makam Misterius di Brajan Boyolali, Kisahnya Bikin Miris

Pemilik tempat usaha dekat pertigaan Semar Nusantara, Hendro, saat ditemui Solopos.com di tepi jalan, Kamis, menginformasikan setiap hari ada puluhan kendaraan dari utara yang nyelonong ke selatan, sehingga melawan arus sejak pembatas jalan di pertigaan Semar Nusantara ditarik. Kendaraan yang bablas itu mayoritas sepeda motor.

Setiap hari pula dia dan para juru parkir (jukir) teriak-teriak untuk mengingatkan pengguna jalan yang melawan arus agar berbalik arah lalu melintas di Jl. Kartini. Dia menduga pengguna jalan yang langsung bablas itu belum mengetahui bahwa Jl. Jensud adalah jalan satu arah.

“Itu bahaya sekali. Kendaraan dari utara yang nyelonong bisa tabrakan dengan kendaraan dari selatan. Setiap hari selalu ada kendaraan yang bablas. Apalagi pas akhir pekan, yang bablas melawan arus lebih banyak lagi. Soalnya banyak orang dari luar Wonogiri yang ingin ke arah Pracimantoro, entah mau berwista ke Jogja atau ke pantai di Wonogiri atau ke tempat lainnya,” ucap lelaki paruh baya itu.

Baca Juga: Atap Bocor, Eternit Gedung Balai Sidang Mahesa Boyolali Bolong-Bolong

 

Efektif

Dia melanjutkan, saat pertigaan dekat Semar Nusantara diberi pembatas jalan saja masih ada kendaraan yang tetap bablas. Namun, jumlah kendaraan yang melanggar rambu lalu lintas tak banyak.

Menurut Hendro pembatas jalan cukup efektif untuk membuat pengguna jalan dari arah utara berbelok ke timur. Tanpa ada pembatas jalan pengguna jalan yang belum mengetahui medan mengira Jl. Jensud adalah jalan dua arah.

“Saya tidak setuju water barrier ditarik. Sejak water barrier ditarik setiap hari ada yang bablas melawan arus. Kalau tidak percaya pihak terkait bisa menempatkan petugas di pertigaan dekat Semar Nusantara ini. Jangan sampai ada kecelakaan dulu baru pertigaan diberi water barrier lagi. Mestinya yang diutamakan keselamatan,” imbuh Hendro.

Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2021, Satlantas Polres Boyolali Kerahkan Punakawan 

Jukir di area parkir setempat, Wawan, menginformasikan hal sama. Bahkan, hari itu ada ambulans yang bablas melawan arus. Rekannya sesama jukir mengingatkan sopir ambulans agar melintas di Jl. Kartini, tetapi sopir tetap nekat melawan arus.

Sempat terjadi cekcok mulut. Wawan menilai, ambulans memang mendapat prioritas jalan, tetapi tetap harus mematuhi aturan lalu lintas. Dia menyebut tak seharusnya ambulans melawan arus karena bisa mengakibatkan kecelakaan dengan kendaraan dari arah berlawanan.

“Informasinya water barrier ditarik agar jalan kawasan perkotaan lebih indah. Memang lebih indah kalau tidak ada water barrier, tapi keselamatan pengguna jalan yang menjadi taruhan,” ujar lelaki yang akrab disapa Baban itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya