SOLOPOS.COM - Ilustrasi gizi buruk (JIBI/Solopos/Dok.)

“Tahun ini sementara diketahui berjumlah 34 kasus tapi masih dalam proses validasi”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Tren kasus gizi buruk pada anak di Kulonprogo cenderung masih fluktuatif. Ratusan balita yang tersebar di 10 desa bakal mendapatkan intervensi gizi, termasuk untuk menekan prevalensi tumbuh pendek atau stunting.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo pernah mencatat sebanyak 75 kasus gizi buruk dialami anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) pada 2013 lalu. Angka itu kemudian turun lebih dari 46% hingga menjadi hanya 35 kasus pada 2014. Namun, grafiknya ternyata tidak lantas terus menurun pada tahun-tahun berikutnya.

“Tahun 2015 terdapat 24 balita, lalu 2016 naik sedikit jadi 29 balita. Tahun ini sementara diketahui berjumlah 34 kasus tapi masih dalam proses validasi,” kata Kepala Dinkes Kulonprogo Bambang Haryatno, Minggu (10/12/2017).

Bambang mengungkapkan, kasus gizi buruk memang tidak semuanya disebabkan pola makan yang salah. Sekitar 40% di antaranya terjadi karena pengaruh penyakit kronis bawaan yang menggangu pertumbuhan anak. Meski begitu, intansinya akan tetap terus berupaya mengedukasi masyarakat agar lebih memperhatikan pola makan sehat dan pemenuhan gizi seimbang.

Bambang menjelaskan, tubuh manusia membutuhkan asupan karbohidrat, protein, vitamin, maupun lemak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Namun, konsumsinya tetap tidak boleh berlebihan agar tidak memicu obesitas. “Tahun 2018, ada 10 desa yang jadi fokus intervensi masalah gizi. Sasarannya 504 anak,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya