SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas berisiko meningkatkan penularan Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengusaha kuliner restoran, warung makan, angkringan, dan kafe di Kota Solo nekat kucing-kucingan dengan petugas menyikapi batasan waktu tutup pukul 21.00 WIB.

Mereka bahkan bekerja sama dengan pengunjung untuk berhenti beroperasi sejenak dengan mematikan lampu saat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berpatroli. Setelah petugas pergi, pengusaha itu kembali menyalakan lampu dan melayani konsumen lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada sisi lain, uji swab antigen di tempat yang digelar petugas di dua lokasi pada Jumat (10/9/2021) malam mendapati tak satu pun dari 57 pelanggan restoran dan angkringan yang reaktif.

Kepala Satpol PP Solo, Arif Darmawan, mengatakan petugas menggelar operasi rutin yang disebar di lima kecamatan. Dalam operasi rutin setiap malam itu, petugas Satpol PP Solo kerap mendapati pengusaha kuliner kucing-kucingan.

Baca Juga: Diduga Gelar Arisan Fiktif, Resepsi Warga Mojosongo Solo Digeruduk Segerombolan Wanita

“Kami lalu berpakaian ala preman dan mendatangi lokasi lantas memberikan surat peringatan [SP]. Artinya, pelanggan dan pengusaha bekerja sama tidak baik,” katanya dihubungi Solopos.com, Minggu (12/9/2021).

Ia menyayangkan sikap pengusaha tersebut mengingat aturan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 bertujuan menekan persebaran Covid-19. Apabila pelanggan dan konsumen nekat melanggar, bisa jadi upaya menahan laju virus SARS CoV-2 gagal dan pengetatan atau Level PPKM bisa kembali naik.

Menggalakkan Uji Swab di Tempat

“Makanya, kami kembali menggalakkan uji swab di tempat agar mereka mengetahui bahaya virus tersebut. Jumat malam itu kami menggelar di dua tempat, 22 orang dan 35 orang, semuanya negatif. Kami akan rutin menggelar uji swab mendadak di tempat-tempat kerumunan,” tandas Arif.

Baca Juga: Warga Solo Beli Monstera King Seharga Rp225 Juta, Ini Keistimewaannya

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu pagi, kerumunan juga terjadi di Kawasan Stadion Manahan. Warga berkumpul di area itu untuk berolahraga dan berwisata. Sejumlah bendi dan becak wisata sudah mulai beroperasi, begitu pula pedagang kaki lima (PKL) musiman.

“Semua tim terjun ke lokasi dan memperingatkan masyarakat. Kami berusaha mengurai tapi jumlah petugas tak sebanding. Kami enggak bisa menangkap mereka lalu memberi hukuman, hanya edukasi. Kami berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Baca Juga: Legislator Solo Sebut Kota Bengawan Layak Masuk PPKM Level 2

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengingatkan masyarakat untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi itu untuk syarat masuk dan berkunjung ke mal, tempat wisata, restoran, dan kafe.

“Kami juga mulai mendorong penggunaan [aplikasi PeduliLindungi] di hotel karena pasti banyak yang dari luar kota. Mereka menggelar pertemuan yang memungkinkan penularan. Dengan menggunakan aplikasi, mereka bisa dilacak keberadaannya dan memudahkan tracing,” terangnya, Jumat malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya