SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengangguran. (Freepik.com)

Solopos.com, MALANG — Jumlah pengangguran di Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) selama setahun pandemi Covid-19 bertambah 1.300 orang. Jumlah tersebut berdasarkan data terkait tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021, yang mengalami pertambahan 9,65%, atau sekitar 1.300 orang, dibanding periode yang sama pada 2020.

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan angka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai sebesar 67,59 persen. “Jumlah angkatan kerja di Kota Malang pada Agustus 2021 mengalami peningkatan 2,46 persen dibanding Agustus 2020 atau bertambah 11.562 orang, menjadi 482.172 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja juga mengalami kenaikan 1,18 persen poin menjadi 67,59 persen,” katanya, Rabu (8/12/2021).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam setahun terakhir, kata dia, pengangguran bertambah sebanyak 1.300 orang dan TPT naik 0,04 persen poin menjadi 9,65 persen pada Agustus 2021. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk sekolah menengah pertama (SMP) mendominasi di antara tingkat pendidikan lain, mencapai 25,36 persen.

Baca juga: Walah, Angka Pengangguran Sukoharjo Naik 2 Kali Lipat Gegara Pandemi

Penduduk yang bekerja pada Agustus 2021 sebanyak 435.630 orang, naik sekitar 10.262 orang dari Agustus 2020.

Jika dilihat menurut lapangan pekerjaan utama, kata dia, sektor pertanian (primer) mengalami kenaikan sebesar 50,36 persen menjadi 7.034 orang, sektor manufaktur (sekunder) mengalami kenaikan sebesar 2,55 persen menjadi 93.247 orang, sedangkan sektor jasa (tersier) juga mengalami kenaikan sebesar 1,69 persen menjadi 335.349 orang.

Menurut dia, penduduk bekerja di kegiatan formal pada Agustus 2021 mencapai 246.859 orang (56,67 persen). Sebaliknya, terdapat 188.771 orang (43,33 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir, persentase penduduk bekerja di kegiatan formal turun 3,28 persen.

Dampak Covid-19

Dia juga menuturkan, terdapat 114.387 orang penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 atau 16,04 persen, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (9.491 orang), bukan angkatan kerja karena Covid-19 (5.474 orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (13.755 orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (85.667 orang).

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Jembatan Pengubung Malang-Lumajang Putus

Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kenaikan pengangguran tahun 2020 dan 2021 karena efek pandemi Covid-19.

Guna memanfaatkan potensi SDM yang berkualitas dan menyerap potensi pengangguran terdidik, dia mengusulkan Pemerintah Kota Malang fokus pada program pembangunan yang bersifat padat karya, dan memprioritaskan usaha mikro.

Selain itu, pengembangan BLK dengan kurikulum yang market friendly dan selanjutnya diberikan sertifikasi pekerja akan semakin memudahkan angkatan kerja terserap di dunia kerja. Program perluasan lapangan kerja dan kualitas pekerja juga harus menyasar pada pekerja di sektor informal, karena penduduk Kota Malang yang bekerja di sektor informal mencapai 43,33 persen.

Data BPS Kota Malang, kata dia, juga menunjukkan bahwa terdapat 114.387 orang penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 atau 16,04 persen. Dari sejumlah tersebut, mereka kehilangan pekerjaan, dirumahkan sementara, dan pengurangan jam kerja.

“Oleh karena itu, jaminan sosial dan berbagai insentif untuk industri agar bertahan harus tetap diberikan selama proses recovery ekonomi agar pengangguran tidak terus meningkat,” ucapnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya