SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Omicron telah membentuk subvarian baru lainnya yakni BA.3. Seperti apakah gejala dan keparahannya, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Infectious Disease Epidemiologist and Covid-19 Technical Lead di World Health Organization (WHO), Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa ada kesamaan dalam hal keparahan antara subvarian BA.2 dan BA.1 dari Omicron dan menambahkan bahwa di antara semua silsilah Omicron ada juga silsilah BA.3. Varian Omicron kali pertama terdeteksi pada November dan pada 26 November WHO menetapkannya sebagai varian yang mengkhawatirkan. “Yang paling menonjol yang telah terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan sub silsilah lainnya,” kata Maria Van Kerkhove.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Omicron termasuk garis keturunan Pango B.1.1.529 dan garis keturunan Pango BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3, sesuai informasi WHO. Lalu seperti apa gejala dan tingkat keparahan yang ditimbulkan BA.3?

Baca Juga:  Waspadai Risiko Reinfeksi Omicron Lebih dari Sekali dalam 20 Hari

Sebuah studi penelitian yang diterbitkan pada 18 Januari 2022 di Journal of Medical Virology juga telah mengkonfirmasi keberadaan sub-garis keturunan BA.3. “Studi kami menemukan bahwa tidak ada mutasi spesifik untuk garis keturunan BA.3 pada protein spike. Sebaliknya, ini adalah kombinasi mutasi pada protein spike BA.1 dan BA.2,” kata studi tersebut dilansir dari Times of India dan dikutip Bisnis.com pada Rabu (9/3/2022).

Studi tersebut menambahkan bahwa subvarian BA.3 kali pertama terdeteksi di barat laut Afrika Selatan. Sesuai penelitian pada 11 Januari 2022 dari total sekuens genom yang dikirimkan ke database GISAID hanya 0,013% yang merupakan subvarian BA.3 Omicron dan yang tertinggi adalah BA.1. Studi lebih lanjut menemukan bahwa ada lebih sedikit mutasi pada BA.3 daripada BA.1 dan berspekulasi bahwa hilangnya mutasi mungkin menjadi alasan mengapa BA.3 memiliki jumlah infeksi yang lebih sedikit.

Subvarian BA.3 telah disebut sebagai garis keturunan Omicron yang kurang lazim oleh banyak penelitian. Silsilah BA.3 menyebar dengan kecepatan sangat rendah dan menyebabkan lebih sedikit kasus mungkin karena hilangnya enam mutasi (ins214EPE, S371L, G496S, T547K, N856K, dan L981F) dari BA.1 atau mendapatkan dua mutasi dari BA.2 (S371F dan D405N). Hal ini merupakan hasil penelitian Januari 2022.

Baca Juga:  Kapan Puncak Kematian Varian Omicron? Ini Kata Menteri Kesehatan

Sejauh ini subvarian dominan Omicron adalah BA.1 dan BA.2 dan keduanya tidak memiliki perbedaan dalam tingkat keparahan yang ditimbulkannya. Tingkat keparahan yang dimiliki varian virus pada tubuh manusia tergantung pada bagaimana tubuh inang bereaksi terhadap virus. Omicron dianggap sebagai varian virus corona yang lebih ringan di antara semua varian lain yang telah terdeteksi sejauh ini.

Selama gelombang ketiga yang terutama disebabkan oleh subvarian BA.1, ada lebih sedikit kasus rawat inap. Namun, varian ini memiliki tingkat penularan yang cepat. Pada Desember 2021, sebulan setelah subvarian terdeteksi, para ahli mengatakan bahwa Omicron menular tetapi kecil kemungkinannya untuk menempatkannya di rumah sakit. “Tidak seperti pola yang diamati pada gelombang Beta dan Delta, peningkatan kasus selama gelombang Omicron tidak disertai dengan peningkatan penerimaan rumah sakit secara bersamaan,” sebuah studi penelitian Desember 2021 yang diterbitkan di Lancet.

Untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron, WHO melihat data eksperimental apakah varian ini menyebabkan penyakit parah pada hamster. Berbicara tentang penelitian di Jepang, Maria Van Kerkhove berkata, “Dan ini adalah penelitian eksperimental, khususnya mengamati hamster. Dan apa yang mereka lihat adalah apakah, secara eksperimental di dalam hamster, ada sinyal yang menyebabkan penyakit yang lebih parah dalam kondisi eksperimental ini. Kami juga melihat tingkat keparahan dalam apa yang kami sebut dunia nyata.”

Baca Juga: Publik Khawatir Omicron Tapi Keberatan PCR Jadi Syarat Perjalanan

Disebutkan bahwa di negara-negara di mana BA.1 dan BA.2 beredar, tidak ada perubahan dalam hal rawat inap.  Meskipun belum banyak yang dikatakan tentang tingkat keparahan yang disebabkan oleh tiga subvarian, kecuali bahwa mereka memiliki tingkat keparahan serupa yang jelas karena mereka berbagi varian induk yang sama, laporan Januari 2022 di Forbes. Subvarian BA.1 , BA.2, dan BA.3 berbeda satu sama lain sebanyak varian Alfa, Beta, Gamma, dan begitu juga dengan Delta. Gejala umum infeksi Covid-19 Omicron adalah sakit tenggorokan, pilek, bersin-bersin, sakit kepala, nyeri tubuh dan demam ringan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya