SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggaran untuk penanganan Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah menyebabkan lebih dari setengah miliar orang di dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun lalu. Sebab, mereka harus membayar biaya pengobatan dari kantong pribadi selama puncak pandemi Covid-19. Fakta tersebut diungkap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia.

WHO dan Bank Dunia mengatakan pandemi Covid-19 mengganggu layanan kesehatan secara global dan memicu krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an, sehingga masyarakat semakin sulit untuk membayar perawatan kesehatan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Semua pemerintah harus segera melanjutkan dan mempercepat upaya untuk memastikan setiap warganya dapat mengakses layanan kesehatan tanpa takut akan konsekuensi finansial,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (14/12/2021).

Baca juga: Kolaborasi-Dukungan Internasional Penting dalam Pemulihan Ekonomi RI

Tedros mendesak pemerintah untuk meningkatkan fokus mereka pada sistem perawatan kesehatan dan tetap berada di jalur menuju cakupan kesehatan universal, yang didefinisikan WHO sebagai pentingnya akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa kesulitan keuangan.

Menurut WHO, sektor kesehatan juga merupakan masalah politik utama di Amerika Serikat –salah satu dari sedikit negara industri yang tidak memiliki perlindungan universal bagi warganya.

Cakupan Imunisasi Turun

Secara global, pandemi memperburuk keadaan dan cakupan imunisasi turun untuk kali pertama  dalam 10 tahun. Hal itu diperburuk dengan kematian akibat tuberkulosis dan malaria yang meningkat.

“Dalam ruang fiskal yang terbatas, pemerintah harus membuat pilihan sulit untuk melindungi dan meningkatkan anggaran kesehatan,” kata Juan Pablo Uribe, direktur global untuk kesehatan, nutrisi, dan populasi di Bank Dunia.

Baca juga: Optimalisasi JKP, Pekerja Bakal Dapat Uang Tunai Jika Kena PHK

Pada bagian lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan berbagai opportunity loss bagi global termasuk Indonesia mulai dari penurunan ekonomi hingga dampak berkepanjangan atau scaring effect.

“Tahun 2020 dunia diguncang Covid-19 yang memorakporandakan ekonomi dunia. Pandemi menciptakan opportunity loss di seluruh dunia, ekonomi yang tadinya tumbuh di atas 3 persen atau mendekati 4 persen kini terkontraksi 3 persen,” katanya dalam Sosialisasi UU HPP di Jakarta, Selasa.

Kemudian ekonomi Indonesia yang biasa tumbuh di atas 5 persen pun terkontraksi menjadi 2,07 persen serta negara maju yang biasa tumbuh 3 persen sampai 4 persen juga terkontraksi hingga double digit sekitar 15 persen sampai 16 persen.

Baca juga: Teh Racikan Khas Solo Juga Dijual di Market Place, Segini Harganya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya