SOLOPOS.COM - Petugas sedang mengambil sampel air liur dari ternak sapi di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, PURWODADI — Kematian 39 ekor sapi di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan beberapa waktu lalu ternyata karena positif penyakit mulut dan kuku atau PMK.

“Saya sudah menerima informasi secara lisan [dari Balai Besar Veteriner Yogyakarta], dari lima ekor yang diperiksa terkonfirmasi positif PMK,” jelas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan atau Disnakkan Grobogan drh. Riyanto ketika dihubungi Solopos, Kamis (7/7/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta mendatangi Desa Jambangan, Kecamatan Geyer menyusul kematian 39 ekor sapi. Bersama Disnakkan Grobogan BBVet, Yogyakarta mengambil sampel air liur sapi di desa tersebut.

Menurut drh. Riyanto dengan adanya informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kematian 39 ternak yang terjadi di Desa Jambangan karena positif PMK.

“Jumlah kematian yang cukup banyak ini karena salah penanganan pada awal adanya sapi yang positif PMK, di mana dilakukan oleh pihak yang tidak berkompeten,” ujar dia.

Baca juga: Perempuan Muda Asal Grobogan Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia

Karena ditangani oleh pihak yang tidak berkompeten hingga akhirnya terjadi keparahan. Saat itulah menurut drh. Riyanto, dokter hewan yang bertugas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Geyer baru diinformasikan.

“Sehingga karena sudah parah dan penanganan terlambat akhirnya ada kematian. Memang kematian ternak akibat PMK di Desa Jambangan cukup banyak,” ujarnya.

Jadi saat ini lanjut Kepala Disnakkan Grobogan, kematian ternak terbanyak akibat PMK ada di Desa Jambangan, Kecamatan Geyer, sedangkan enam lainnya tersebar di kecamatan berbeda.

Data dari Disnakkan Kabupaten Grobogan, hingga Rabu (6/7/2022) menyebutkan ada 45 ternak mati karena PMK, sedang dua lainnya potong paksa.

Baca juga: Innalillahi! 5 Petani Pemalang Tersambar Petir, 3 Meninggal

Mengenai awal munculnya penyakit mulut dan kuku di Desa Jambangan, drh, Riyanto menjelaskan bermula dari jual beli ternak sapi dari Kabupaten Sragen.

Setelah itu ditemukan ternak sapi yang mengalami gejala terkena PMK, seperti mengeluarkan liur dalam jumlah banyak dan adanya luka pada kaki.

Langkah-langkah yang sudah dilakukan, lanjutnya, saat ini adalah melaksanakan penanganan PMK melalui strategi-strategi yang sudah ditetapkan.

“Pembentukan satgas penanganan PMK di tingkat kabupaten dilanjutkan di kecamatan dan desa. Serta melakukan penyekatan dan pengawasan lalu lintas ternak,” tambah drh. Riyanto.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya