SOLOPOS.COM - Mahasiswa Akademi Teknologi Bank Darah (Akbara) Solo membersihkan lantai serambi masjid dengan cairan disinfektan di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (12/3/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Konstruksi kayu pada bangunan utama Masjid Agung Keraton Solo rusak akibat diserang rayap. Selain itu, sejumlah sarana prasarana pendukung kawasan juga membutuhkan perbaikan.

Hal itu terungkap dari kajian Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang diserahkan oleh Takmir Masjid Agung kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Kamis (4/11/2021) pagi. Ketua Takmir Masjid Agung Surakarta, Muhtarom, mengatakan ingin persoalan itu segera tertangani mengingat bangunan tersebut historis dan monumental.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dua tahun lalu kami sudah memperbaiki, tepatnya sebelum pandemi. Saat kami melakukan revitalisasi, kami mengindikasikan kalau kerusakannya melebar. Akhirnya, kami bekerja sama dengan BPCB untuk melakukan kajian konservasi bangunan utama secara menyeluruh,” jelasnya kepada wartawan.

Baca Juga: Gibran: Bom Bunuh Diri Mapolresta Solo 2016 Harus Jadi Kasus Terakhir!

Muhtarom mengakui bagian yang rusak dari bangunan Masjid Agung Keraton Solo itu baru diketahui setelah dilakukan kajian. BPCB menggunakan alat khusus sehingga tak hanya mengecek fisik bagian luar, namun sampai ke dalam konstruksi bangunan.

Hasilnya diketahui rayap menyerang kayu-kayu pada bangunan utama. Kajian dilakukan sejak sebelum pandemi Covid-19 dan sempat terkendala beberapa waktu sampai akhirnya bisa rampung, belum lama ini. Kajian dikonsultasikan kepada Pemkot agar segera menemukan solusi.

“Kelihatan dari fisik kan tidak masalah, tapi di dalamnya seperti itu [diserang rayap]. Rayap kan macam-macam jenisnya. Saya enggak bisa menyampaikan bagian apa saja, tapi bangunan utama,” beber Muhtarom.

Baca Juga: Pendana Bom Bunuh Diri Mapolresta Solo Minta Maaf, Begini Reaksi Korban

Tanggapan Gibran

Muhtarom menambahkan takmir Masjid Agung Keraton Solo juga ingin kawasan bangunan juga ikut ditata. Tujuannya agar Masjid Agung bisa tampak dari luar, aksesnya mudah, dan semua bisa cepat menuju ke masjid. “Lalu, penataan kawasan agar tidak sampai bangunan utama tertutupi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Muhtarom menyampaikan bangunan utama Masjid Agung membutuhkan penanganan khusus karena material konstruksinya terbuat dari kayu. Apalagi, usianya sudah ratusan tahun.

Kemungkinan lapuk tak hanya pada kayu penyangga dan ornamen, tapi hingga instalasi listriknya. “Kalau jaringan listrik tidak dibenahi, sementara konstruksinya dari kayu, tentu akan membahayakan,” tutupnya.

Baca Juga: Berurai Air Mata, Pendana Bom Bunuh Diri Mapolresta Solo Minta Maaf

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku bakal membaca terlebih dahulu kajian mengenai bagian yang rusak pada bangunan Masjid Agung tersebut. “Saya bawa dulu. Kalau pakai APBD tentu membutuhkan biaya yang sangat besar. Pembangunannya juga tak bisa parsial, harus secara menyeluruh karena cagar budaya,” katanya.

Gibran memastikan akan mencarikan solusi dan menjadikan permasalahan Masjid Agung itu sebagai salah satu prioritas, baik bangunan maupun kawasannya secara menyeluruh. “Yang jelas nanti saya prioritaskan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya