SOLOPOS.COM - Kasus Covid-19 di RI melonjak tajam. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Kasus Covid-19 di Indonesia naik tajam, sehingga muncul kekhawatiran RI bakal menyusul India yaitu terjadi tsunami Corona. Para tenaga ahli mengatakan saat ini seluruh wilayah Indonesia, terutama pulau Jawa dalam situasi genting.

Sebagai bukti kasus Covid-19 di Indonesia pada bulan ini naik sangat tajam adalah data kasus harian dari Satgas Covid-19 pada Selasa (15/6/2021) jumlah penambahan kasus Covid-19 yaitu 8.161 kasus lalu meningkat jadi 9.944 kasus pada Rabu (16/6/2021) dan sebanyak 12.624 kasus pada Kamis (17/6/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Jika dibandingkan dengan data 15 Mei, terjadi peningkatan kasus pada 17 Juni sekitar 500 persen diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan Covid-19," tutur dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (paru) FKUI, Erlina Burhan, secara virtual pada Konferensi Pers 5 Organisasi Profesi tentang Situasi Terkini Pandemi Covid-19 di Indonesia seperti mengutip Bisnis.com, Jumat (18/6/2021).

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, mengatakan bila semua pihak harus menyikapi bila penanganan di rumah sakit bukan solusi utama.

Baca Juga: Tertular Cacar Langka dari Kucing, Wanita Ini Terancam Buta

"Mencegah terjadinya virus ini untuk menyebar adalah yang paling penting untuk mendukung keadaan cepat pulih. Maka pemerintah harus dengan tegas untuk lakukan PPKM secara tegas dan menyeluruh. Lakukan pembatasan ini secara serentak agar Indonesia tidam alami nasib seperti India," ujarnya.

Menurut Agus, sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11 Januari 2021, kasus pada Februari mulai turun. Akan tetapi karena saat ini mulai longgar kembali dengan membuka beberapa tempat wisata, makan dan juga sebagainya, jumlah pasien Covid-19 menumpuk di seluruh rumah sakit. Angka tertinggi adalah rumah sakit di pulau Jawa.

Meski kasus Covid-19 naik tajam, sayangnya masih saja ada yang abai akan protokol kesehatan karena tidak percaya akan bahaya Covid-19. Hal itu seperti diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Aman Bhakti Pulungan.

Menurutnya ketika pihak yang tidak percaya akan Covid-19 ini membuat keadaan semakin sulit karena konspirasi yang di buatnya. "Jumlah mereka tidak banyak. Mereka berjumlah kecil. Namun populasi mereka menyebar sehingga mempengaruhi yang lain. Oleh karena itu, pihak yang mempercayai konspirasi tersebut akan menyepelekan protokol kesehatan," ujarnya secara virtual pada Konferensi Pers 5 Organisasi Profesi tentang Situasi Terkini Pandemi Covid-19 di Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Aman menegaskan bila pihak konspirasi tersebut bisa bersumber dari mana saja. Pihak tersebut tidak mengenal status sosial atau latar belakangnya. Karena stigma tersebut berasal dari pemikiran setiap individu.

Baca Juga: Viral Wanita Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar, Ini Faktanya

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya juga membuat orang-orang tersebut menyingkirkan pemikiran sentimen pada Covid-19. Dengan begitu, masyarakat lebih patuh pada protokol kesehatan. Berdasarkan anjuran dari WHO seharusnya setiap negara transparan pada rakyatnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, terutama soal data. Dengan begitu, masyarakat akan paham dengan situasi yang terjadi saat ini.

Komunikasi yang efektif akan membuat seluruh pihak saling mengerti tanpa ada timbulnya sentimen. Sepertinya hal kasus vaksin AstraZeneca, kabar tersebut mencuat ke permukaan berdasarkan sisi negatifnya saja. Akibatnya, banyak yang enggan vaksin karena merasa takut.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya