SOLOPOS.COM - Puncak Gunung Merapi terlihat dari Deles, Klaten, Rabu (30/1/2019) dini hari. (Solopos-Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SLEMAN -- Kamera closed circuit television (CCTV) yang berfungsi sebagai pemantau aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di puncak berada dalam kondisi rusak.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan kerusakan kamera CCTV BPPTKG yang berlokasi di sekitar kawasan puncak Gunung Merapi sudah terjadi sejak lama.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Lontaran material Gunung Merapi, ungkap dia, menjadi penyebab utama kerusakan kamera.

"Sehingga pantauan kondisi puncak Merapi tak bisa rutin harian. Tak hanya kamera, lontaran material juga merusak panel tenaga surya. Kamera CCTV rusak karena erupsi beberapa waktu lalu. Lokasinya memang cukup dekat dengan kawah sehingga potensi terkena lontaran material Gunung Merapi cukup tinggi," ujar Hanik Humaida, Senin (14/12/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Kemenkes Siapkan 440.000 Nakes dan 23.000 Vaksinator untuk Vaksinasi Covid-19

Dia menjelaskan perbaikan kamera CCTV tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Selain riskan akan kembali rusak, faktor keselamatan juga menjadi penyebab BPPTKG tidak segera melakukan perbaikan kamera.

"Tidak terlalu urgen untuk segera dipasang kembali. Kalau pasang (CCTV) lagi, sangat riskan karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih fluktuatif. Mungkin setelah erupsi akan baru pasang lagi," ungkap Hanik.

Pemasangan kamera CCTV baru akan dilakukan jika aktivitas vulkanik Gunung Merapi menurun signifikan.

"Tepatnya, menunggu perkembangan kegiatan vulkanik terbaru Gunung Merapi," tegas dia kepada harianjogja/JIBI.

Kondisi Morfologi Merapi

Disinggung mengenai metode pengamatan Gunung Merapi, Hanik menyampaikan BPPTKG menggunakan pesawat tak berawak atau drone.

"Selain itu, kami melakukan pengamatan melalui citra pengamatan satelit. Ditambah masih ada CCTV milik PGM yang mengelilingi Merapi. Data ini sudah cukup memantau secara aktual. Pemantauan dengan drone dan satelit sudah cukup melihat kondisi morfologi Merapi," pungkasnya.

Perlintasan Siboto Sragen Ditutup Pascakecelakaan KA Vs Mobil Patroli, Warga Kebingungan

Sementara itu, jumlah pengungsi di barak pengungsian balai desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY, berdasarkan catatan dari pemerintah kecamatan Cangkringan per 13 Desember 2020 lalu berada di angka 233 orang.

Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Glagaharjo Rambat Wahyudi mengatakan pengungsi tidak luput dari rasa jenuh. Pengungsi yang terdiri atas kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak sudah mendiami barak pengungsian lebih dari satu bulan.

"Pengungsi memang merasa jenuh, tapi ya mau bagaimana lagi harus ngikutin anjuran pemerintah untuk tetap tinggal di sini. Gunung Merapi juga tidak bisa ditebak. Kami tidak ingin mengulangi tragedi saat erupsi Gunung Merapi 2006," pungkasnya.

Akhir Pekan Lalu, Ada 31 Titik Tanah Longsor di Kabupaten Karanganyar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya