SOLOPOS.COM - Jembatan Jurug Solo. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Keputusan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membongkar dan mengganti Jembatan Jurug B Solo mulai pada 23 Juli 2022 mendatang tidak lepas dari mitigasi dari risiko keruntuhan akibat overloading.

Berdasarakan data yang dihimpun Solopos.com, jembatan yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo tersebut dibangun menggunakan teknologi Callender Hamilton (CH) dari Inggris. Mengutip informasi di engineeringnz.org, teknologi ini merupakan inovasi yang diciptakan Archibald Milne Hamilton.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jembatan Jurug B Solo dibangun menggunakan teknologi CH yang merupakan standar Bina Marga pada era 1970. Alasan pemilihan teknologi Callander Hamilton adalah desainnya yang ekonomis.

Dalam Laporan Akhir Penentuan Perkuatan Jembatan Callender Hamilton yang dikeluarkan Kementerian PUPR (simantu.pu.go.id), sisi ekonomis teknologi jembatan CH adalah ukuran rangka batang yang lebih kecil dibandingkan jembatan rangka baja tipe lain seperti baja Belanda, Austria dan Australia.

Dalam sejarahnya, jembatan CH dibangun untuk memudahkan para pekerja Inggris yang dikenal punya reputasi buruk dalam membangun konstruksi jembatan. Jembatan CH pertama dibangun di Irak pada 1927, dan kemudian penggunaannya meluas di 50 negara seluruh dunia.

Baca Juga: Jembatan Jurug A Bakal Dibongkar, Siap-Siap Solo Macet Parah

Pada dasarnya secara teknis jembatan CH terdiri dari rangkaian panel-panel rangka batang yang memiliki panjang 4,58 meter. Pada Jembatan Jurug B Solo, konstruksinya merupakan rangkaian dari sistem sepuluh panel yang disambung menggunakan mur dan baut.

Kelelahan Baja

Lalu mengapa Jembatan Jurug dengan teknologi CH harus segera diperbaiki? Dalam penelitian yang dilakukan Kementerian PUPR, jembatan rangka baja CH memiliki perilaku yang mengkhawatirkan, terbukti dengan adanya tegangan, lendutan, dan getaran pada jembatan.

Hal itu menunjukkan adanya kelelahan bahan dari baja jembatan. Kondisi ini tidak lepas dari beberapa faktor seperti penambahan ketebalan aspal yang mengakibatkan beban 220 kg/m2 atau setara dengan 28 persen beban hidup merata yang harus dipikul jembatan.

Baca Juga: Rawan Picu Kemacetan, DPRD Solo Minta Proyek Jembatan Jurug Diundur

Selain itu, lalu lintas di atas jembatan juga membuat adanya tambahan beban pada rangka baja. Hal ini dikhawatirkan akan membuat Jembatan Jurug B Solo mengalami keruntuhan akibat overloading.

Dikutip dari laman Bisnis Indonesia, Jembatan Jurug masuk dalam proyek pergantian jembatan dengan teknologi CH di Indonesia. Jumlah totalnya ada 37 jembatan di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Perbaikan Jembatan Jurug B, sejauh ini masih menjadi perdebatan, karena perbaikan yang dilakukan berpeluang mengakibatkan kemacetan parah di Kota Solo dalam beberapa bulan ke depan. Dengan ditutupnya Jembatan Jurug B arus kendaraan dari arah Solo menuju Palur, Karanganyar, dialihkan ke Jembatan Jurug C di selatan.

Baca Juga: Pembongkaran Jembatan Jurug Bikin Macet, Pemkot Solo Pusing Cari Solusi

Dampak Lalu Lintas

Sedangkan Jembatan Jurug A di sisi barat juga akan ditutup untuk mengantisipasi adanya orang yang melintas. Tapi jembatan itu tidak diperbaiki, hanya ditutup agar tidak dilewati.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, proyek pembongkaran jembatan ini tentunya akan berdampak pada arus lalu lintas di Kota Solo. Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, memprediksi dampak kepadatan lalu lintas dari proyek tersebut.

“Kalau Jembatan Jurug ditutup dampak kemacetannya luar biasa. Apalagi ring road atau jalan lingkar Mojosongo pasti terjadi keruwetan luar biasa,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (14/5/2022).

Baca Juga: Sosok Legendaris Jembatan Jurug Solo, Onggo-Inggi Disebut Suka Meneror

“Kami ingin proyek Jembatan Mojo tetap berjalan karena tahun ini harus selesai. Jalan mulai Juli sampai Oktober 2022, terus Jurug itu bagaimana agar bisa dimulai tapi agak mundur supaya Mojo selesai dulu,” urainya.

Sukasno memprediksi akan terjadi kemacetan lalu lintas bila proyek Jembatan Jurug dilakukan berbarengan dengan proyek Jembatan Mojo dan Simpang Tujuh Joglo. Dishub Solo bisa sangat kewalahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya