SOLOPOS.COM - Petani ubi jalar di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan saat memanen ubi dilahannya, Minggu (3/3/2024). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN – Harga ubi jalar di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Bahkan, kenaikan ini disebut-sebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Harga ubi jalar yang normalnya langsung dari petani dijual dengan harga Rp3.500 per kilogram, kini dijual dengan harga Rp5.500 per kilogram.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seorang petani ubi jalar di Desa Bogoarum, Kecamatan plaosan, Susilo, 48, mengatakan kenaikan harga ubi rambat terjadi sebulan terakhir. Dia menilai harga Rp5.500/kilogram merupakan harga termahal selama ia menjadi petani ubi rambat ini.

“Seumur-umur baru kali ini harga ubi jalar bisa menyentuh Rp5.000 ke atas, kalau biasanya Rp3.500 dari petani itu sudah paling tinggi. Menurut bapak saya juga ini merupakan harga  termahal. Mungkin ini imbas dari kenaikan harga beras,” ujarnya ditemui dikebun miliknya, Minggu (3/3/2024).

Ubi jalar, menurut Susilo, ditanam warga Desa Bogoarum sebagai tanaman sela di kala musim kemarau saat petani kesulitan bertanam padi dan sayur. Ubi jalar dari Kabupaten Magetan ini biasa dibeli oleh pengepul yang nantinya dijual di luar daerah seperti Kabupaten Ponorogo, Karanganyar atau Kabupaten Bojonegoro, bahkan dikirim ke wilayah Jawa Barat.

“Nanamnya musim kemarau karena kebutuhan airnya tidak sebanyak tanaman padi,” ucapnya.

Susilo mengaku senang dengan kenaikan harga ini. Di lahan seluas seperempat hektare, dia mengaku bisa mendapatkan hasil panen sekitar 2 ton ubi jalar. Atas kondisi ini, ia mengaku merasakan untung besar.

“Alhamdulilah dengan naiknya harga ubi jalar ini petani dapat merasakan imbasnya, bisa untung lumayan. Untungnya bisa digunakan untuk modal tanam padi dan sayur berikutnya sama membayar kekurangan biaya pupuk di kelompok tani,” imbuhnya.

Sementara itu, Supriono salah satu pembeli ubi jalar mengatakan, dirinya membeli ubi langsung dari petani supaya mendapat harga yang lebih murah. Selain itu juga agar bisa mengurangi jatah beras dengan menggantinya menggunakan ubi.

“Ini saya beli ubi agar lebih menghemat beras karena beras mahal, ubi kalau langsung dari petani hanya Rp5.500 meskipun naik tapi cukup untuk mengganti beras yang saat ini sudah mencapai 14.500 per kilogramnya,” katanya.

Supriono memperkirakan, kenaikan harga ubi jalar yang terjadi di Magetan diduga pengaruh dari kenaikan harga beras sehingga dampaknya membuat harga ubi jalar turut meroket.

“Mungkin harganya naik karena harga beras juga naik. Banyak yang mencari ubi untuk camilan kalau sore biar lebih mengirit beras juga,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya