SOLOPOS.COM - Pekerja mengangkat mebel ke salah satu vila yang akan ditempati kepala negara peserta KTT Asia dan Eropa yang akan digelar di dekat Vientiane, Ibukota Laos, Senin-Selasa (5-6/11/2012) lusa. (www.bta.bg)

Pekerja mengangkat mebel ke salah satu vila yang akan ditempati kepala negara peserta KTT Asia dan Eropa yang akan digelar di dekat Vientiane, Ibukota Laos, Senin-Selasa (5-6/11/2012) lusa. (www.bta.bg)

JAKARTA – Para pemimpin Asia dan Eropa yang hadir dalam Asia-Europe Meeting (ASEM ke-9) pekan depan di Vientine, Laos akan menginap di sejumlah villa yang dibangun di atas lahan hasil penggusuran paksa pemerintah terhadap para petani kecil di negara tersebut. Ironisnya, tema pertemuan para pemimpin dua benua itu adalah adalah Friends for Peace, Partners for Prosperity.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Patrick Alley, Direktur Global Witness, mengatakan masyarakat yang kebanyakan adalah petani kecil dipaksa untuk meninggalkan rumahnya terkait dengan kegiatan tersebut. Antara 2010-2011, sekitar 500 orang juga dipaksa untuk melepaskan lahannya terkait dengan akomodasi para delegasi yang datang ke Laos. Global Witness merupakan organisasi yang berbasis di London, yang aktif melakukan penyelidikan dan advokasi persoalan sumber daya alam yang berkaitan dengan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan kerusakan lingkungan.

“Sangat mengejutkan para pemimpin Eropa akan tidur di atas lahan yang diserobot, tetapi sayangnya ini tak mengejutkan karena hal tersebut tengah terjadi di sana,” kata Alley dalam situs resmi Global Witness yang dikutip Sabtu (03/11/2012). “Laos tengah berada di tengah krisis pencaplokan lahan di mana sekitar 3,6 juta hektar lahan telah beralih tangan ke para investor.”

Kegiatan ASEM akan berlangsung pada 5-6 November 2012 dan juga menandai peringatan 16 tahun bedirinya ASEM. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan menghadiri pertemuan tersebut, setelah melakukan kunjungan ke London, Inggris pada 31 Oktober.

Alley memaparkan sekitar 18% desa-desa di Laos telah terjadi penyerobotan lahan, yang memaksa ribuan orang meninggalkan lahan mereka dan menjadi miskin. Global Witness meminta para pemimpin Eropa untuk menangani masalah tersebut, paling tidak ketika hal itu merusak program bantuan mereka di seluruh wilayah Mekong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya