SOLOPOS.COM - Kondisi gunung sampah di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (19/5/2021). (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Tingginya gunungan sampah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo, mengancam badan Kali Kebo, sungai kecil di dekat TPA. Apabila gunungan sampah itu longsor dan masuk ke badan sungai dipastikan akan merusak ekosistem sungai.

Atas dasar itu lah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghibahkan ekskavator dan buldozer ke TPA Putri Cempo. Kedua alat tersebut diharapkan bisa membantu pengalihan jalur sungai agar tidak tertimpa gunungan sampah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada sisi lain, usia teknis TPA Putri Cempo seharusnya sudah rampung sejak 2010 lalu. Itu lah yang membuat gunungan sampah di TPA Putri Cempo Solo itu sangat tinggi.

Baca Juga: Dikawal Polisi-Dishub, Mesin Ukuran Besar Diangkut Truk ke PLTSa Solo

“Upaya tersebut adalah mitigasi agar sampah tidak longsor dan mengotori sungai. Saat ini, kami juga tengah melakukan kajian agar jalur sungainya bisa ditarik lebih dalam agar sampah tidak masuk badan air,” kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah, Cakra Nagara, kepada wartawan seusai serah terima bantuan di TPA Putri Cempo, Senin (10/1/2022).

Cakra menjelaskan hibah dua unit alat berat senilai Rp4,4 miliar itu juga diharapkan mampu mempercepat realisasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo.

Sesuai Perpres No 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, pemerintah pusat memiliki kewajiban membantu percepatan realisasinya. Solo, sambungnya, menjadi salah satu dari 12 kota yang menjadi proyek percepatan itu.

Baca Juga: Solusi Atasi Sampah, PLN Beli Listrik dari PLTSa Terbesar Se-Jateng di Solo

Instalasi Pembangkit Listrik

“Kerja sama antara pemerintah dengan PT Solo Citra Metro Plasma Tower yang dimulai sejak 2016 lalu dalam realisasi PSEL itu tengah mencapai tahap konstruksi,” tuturnya.

Sejumlah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek tersebut di antaranya usia teknis TPA yang sudah habis sejak 2010 hingga rusaknya sebagian alat berat di TPA Putri Cempo. Butuh kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, maupun lainnya.

Salah satunya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membangun instalasi pembangkit listrik. Kemudian, Kementerian PUPR untuk mitigasi gunungan sampah yang hampir masuk badan sungai serta pembuatan jalan dan jembatan di TPA Putri Cempo.

Baca Juga: Kontainer PLTSa Berdatangan, Gapura TPA Putri Cempo Solo Dibongkar

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menargetkan PLTSa Putri Cempo atau PSEL mulai beroperasi pada April mendatang. Ia memperkirakan gunungan sampah TPA Putri Cempo Solo habis diolah menjadi energi listrik dalam tempo kurang dari 10 tahun.

Setelahnya, suplai sampah untuk PLTSa didatangkan dari daerah lain di Soloraya. “April jalan. Nanti semester kedua 2022, alat [konstruksi PLTSa] akan datang lagi. Masalah sampah menggunung akan selesai. Nanti setelah 10 tahun kami kehabisan sampah dan mendatangkan sampah dari daerah lain di Soloraya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya