SOLOPOS.COM - Tiga orang sedang berusaha memasukan sapi ke bak pikap di area Pasar Munggi di Kapanewon Semanu. Selasa (28/2/2023). - Harian Jogja/David Kurniawan.

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Harga sapi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, turun drastis karena terjangkit penyakit lato-lato atau Lumpy Skin Disease (LSD). Bahkan harga sapi turun hingga Rp3 juta per ekor.

Penyebaran penyakit LSD pada sapi ini mulai memberikan dampak bagi masyarakat. Salah satunya terlihat di Pasar Hewan Munggi di Kapanewon Semanu yang aktivitasnya lebih sepi dari biasanya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Seorang pedagang sapi di Pasar Hewan Munggi, Eko Setiyawan, mengatakan LSD atau oleh peternak disebut sebagai penyakit lato-lato sudah ditemukan di Pasar Hewan Munggi. Kondisi ini mulai memberikan dampak terhadap harga jual di pasaran.

“Pasarnya sepi. Mungkin terkena dampak dari penyakit lato-lato, padahal dampak dari Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] belum benar-benar pulih, tapi sekarang sudah ada penyakit yang lain,” kata Eko kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).

Menurut dia, sepinya aktivitas di pasar membuat harga jual sapi ikut anjlok. Eko mencontohkan, harga sapi pada Januari 2023 di kisaran Rp12 juta, sekarang pasarannya di bawah Rp10 juta per ekor.

“Memang turun dan kisarannya bisa mencapai Rp3 juta per ekor,” ungkapnya.

Ia berharap penyebaran penyakit lato-lato bisa segera hilang agar kondisi kembali normal seperti sedia kala.

“Mudah-mudahan tidak semakin meluas dan kondisi di pasar hewan dapat kembali normal,” katanya.

Mantri Pasar Hewan Munggi, Bambang Edi Santoso, mengatakan temuan kasus penyakit LSD sudah ditemukan sejak awal Februari lalu. Saat itu, ada tiga sapi yang mengalami bintik-bintik di bagian kulit sehingga dibawa pulang untuk diobati.

Menurut dia, temuan kasus tersebut sangat berdampak terhadap aktivitas jual beli di pasar. Pasalnya, kondisi terlihat sepi karena penjual dari luar daerah seperti Praci, Wonogiri dan Dlingo, Bantul.

Adapun para petani atau calon pembeli juga enggan datang karena takut ternaknya akan ikut terpapar LSD.

“Penurunannya hampir 60% dan sekarang masih berlangsung,” katanya.

Sepinya aktivitas jual beli berdampak terhadap harga jual sapi yang turun di kisaran Rp2 juta-Rp3 juta per ekornya. Meski demikian, Bambang memastikan penurunan hanya pada ternak sapi, sedangkan kambing masih relatif normal.

“Memang yang jadi sasaran sapi. Sedangkan untuk jual beli kambing tidak ada pengaruhnya,” ujarnya.

Menurut dia, sudah ada antisipasi agar temuan kasus tidak terus bertambah. Di pasar ada petugas kesehatan hewan yang siap memeriksa sapi-sapi yang masuk.

“Ada prosedur pengecekan kesehatan. Kalau ada gejala sakit maka akan diminta dibawa pulang biar sembuh terlebih dahulu,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Waspada! Penyakit Lato-Lato Bikin Harga Sapi di Gunungkidul Anjlok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya