SOLOPOS.COM - Pengumuman elpiji 3 kg kosong dipasang pangkalan elpiji di wilayah Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar pada Selasa (2/8/2022). (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Elpiji 3  kilogram (kg) atau gas melon di sejumlah wilayah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mulai langka. Kelangkaan gas melon ini diduga terjadi karena tingginya permintaan yang dipicu naiknya harga elpiji nonsubsidi.

Warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Dian K., 34, mengaku kesulitan mencari elpiji 3 kg. Bahan bakar bersubsidi tersebut mendadak langka dalam dua pekan terakhir ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya muter-muter di Ngringo tidak ada semua. Saya sampai cari ke luar Ngringo untuk dapat gas melon,” tutur dia kepada Solopos.com, Selasa (2/8/2022).

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti keberadaan tabung elpiji tiga kg menjadi sulit dicari. Padahal sebelum-sebelumnya mudah didapat. “Sudah hampir dua pekan ini sulit dicari,” katanya.

Senada disampaikan warga lain, Temu, yang kesulitan mencari gas melon. Jika ada, ia mengaku harganya naik Rp1.000. Dari biasanya Rp18.000 per tabung sekarang menjadi Rp19.000.

Baca Juga: Sip, Ada Tambahan 14.600 Tabung Elpiji 3 Kg untuk Solo

“Ada yang sampai Rp20.000 per tabung,” katanya.

Pengelola pangkalan elpiji Sinar Abadi Ngringo, Sunarno, mengatakan permintaan terhadap elpiji 3 kg melonjak sejak pemerintah menaikkan harga gas nonsubsidi pada 10 Juli lalu. Diakuinya banyak pengguna elpiji nonsubdidi beralih menggunakan gas bersubsidi tersebut.

“Hampir dua pekan ada lonjakan permintaan. Jadi begitu gas melon di drop langsung habis,” katanya.

Dalam sepekan, ia menerima dua kali pengiriman gas melon, yakni setiap Selasa dan Jumat. Untuk hari Selasa menerima 90 tabung dan Jumat sebanyak 80 tabung. Kuota tersebut tak bisa ditambah lagi. Padahal kondisinya permintaan terhadap gas tiga kg meningkat tajam.

Baca Juga: Warga Sukoharjo Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Sumber Energi

Selain banyaknya warga pengguna elpiji nonsubsidi beralih ke elpiji subsidi, banyak petani juga yang memakai gas melin. Petani menggunakan gas melon untuk bahan bakar mesin diesel yang menggerakkan pompa untuk mengairi sawah.

“Saya mengamati pelanggan yang biasanya memakai gas besar kok beli gas melon. Katanya biar ngirit. Ada lagi petani yang nyari gas melon untuk mesin diesel,” katanya.

Ia tak memungkiri pengguna gas melon akan berhemat hingga puluhan ribu rupiah jika dibanding menggunakan gas nonsubsidi. Karena itu banyak pengguna beralih menggunakan gas melon dan berakibat barang tersebut sulit didapat.

“Gas 5,5 kg harga isi ulangnya Rp110.000. Padahal gas 3 kg harganya Rp18.000 per tabung. Kalau beli dua saja hanya Rp36.000,” tuturnya.

Baca Juga: Pakai Gas Melon, Restoran di Ngargoyoso & Tawangmangu Keciduk Tim Migas

Ia berharap pemerintah memberikan solusi dengan persoalan gas melon tersebut. Dengan demikian tak lagi terjadi gejolak di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya