SOLOPOS.COM - BPOM Semarang sedang menguji sampe takjil di sepanjang Jalan Pahlawan, Kota Semarang. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, Jawa Tengah, melakukan pengawasan terhadap makanan takjil yang banyak dijual di sejumlah tempat saat Ramadan 2022. Dari pengecekan itu, ternyata ada tujuh sampel yang ternyata mengandung bahan berbahaya.

Kepala BPOM Semarang, Sandra M. P. Linthin mengatakan pihaknya telah melakukan sampling di daerah yang banyak menjual makanan takjil di tempat keramaian. Dari pengecekan itu, dia menyebut ada tujuh sampel yang ternyata positif mengandung bahan berbahaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia memerinci empat sampel positif mengandung rhodamin B dan tiga sampel positif mengandung formalin.

“Produk pangan yang positif rhodamin B ada krupuk, es kelapa, dan bolu pelangi. Sedangkan positif formalin itu seperti mie pada bakso, ikan teri yang ditambahkan pada botok [olahan dari kelapa],” kata dia saat mengevek sampel takjil di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jumat (22/4/222).

Baca Juga: Parah! Seusai Tenggak Miras, Dua Pemuda Semarang Membegal Warga Demak

Disinggung mengenai dampak bahan berhahaya tersebut kepada kesehatan, Sandra menyebut efek yang ditimbulkan tidak akan nampak secara langsung. Namun, dapat muncul setelah empat tahun berjalan apabila dikomsumsi secara berlebihan.

“Dampak kepada kesehatan bisa ke organ pencernaan, ginjal, hepar bisa terganggu. Bahkan bisa sampai menyebabkan kanker juga,” terang dia.

Selain mengecek makanan takjil, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap puluhan ritel dalam rangka intensifikasi pengawasan pangan menjelang Hari Raya Idulfitri.

Baca Juga: Bukan Simpang Lima atau Tugu Muda, Ini Lokasi Titik 0 KM Semarang

Sandra menyampaikan sebanyak 104 item produk dengan total jumlah produk tidak memenuhi ketentuan (TMK) ada sebanyak 585 buah. Produk itu terdiri dari 83 produk rusak, 141 produk yang expired, dan 362 produk tanpa izin edar.

“Terbanyak adalah pangan tanpa izin edar. Lebih banyak bahan tambahan maknanan bukan produk jadi, misal ovaled yang biasa dipakai buat kue, terus ada pewarna dan monosodium glutamate atau micin,” kata Sandra.

Sedangkan kemasan yang rusak, lanjut Sandra, semua temuan yang telah didapati sudah dimusnahkan. Terbanyak adalah susu kaleng, sarden, dan buah kaleng.

Baca Juga: Embung Kledung, Tempat Wisata Eksotis di Temanggung

“ kemudian expired masih sama dari tahun ke tahun, jenis makanan ringan atau snak, terus saus juga,” lanjut dia.

Sebagai informasi, pengecekan ini telah dilakukan sejak 28 Maret dan akan terus belanjut hingga sepekan usai Idulfitri. Diharapkan, kualitas pangan olahan yang beredar di tingkat distributor atau supermarket maupun jenis pangan takjil lainya menunjukan kualitas yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya