SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Solopos.com, JAKARTA – Holding BUMN Pariwisata mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia kurang piknik karena pada 2019 rata-rata setiap penduduk hanya berlibur atau piknik 2,6 kali dalam satu tahun.

Direktur SDM dan Digital PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, Herdy Rosadi Harman, melaporkan dari data yang dikutip dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO), terbukti jumlah perjalanan wisatawan nusantara per penduduk di Indonesia masih rendah yakni 2,6 kali per tahun. “Indonesia itu penduduknya yang termasuk jarang piknik dalam setahun data United Nations World Tourism Organization 2019 rata-rata setahun penduduk Indonesia cuma 2,6 kali bepergian, berbanding jauh dengan masyarakat dunia lainnya,” kata Herdy di Gedung Kementerian BUMN, Senin (12/12/2022).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Angka tersebut pun lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dengan 10,3 kali melakukan perjalanan dalam satu tahun. Sementara setiap warga Australia tercatat melakukan 14,3 kali perjalanan dalam satu tahun dan Korea Selatan sebanyak 6,6 kali dalam satu tahun.

Untuk itu, Herdy melihat sangat besar peluang optimalisasi pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang dampaknya bukan hanya menyelamatkan devisa negara, tetapi juga menambah devisa negara. “Kalau ini di-push Wisnus, 2023 bisa meningkat 5 kalinya, kalau ngomong mengenai dampak langsung terhadap PDB, dari data harga baru, ini bisa kontribusi 18,4 persen, potensi dalam negeri itu besar, ini sense of business, tinggal bagaimana sekreatif mungkin bisa memanfaatkan potensi wisatawan domestik ini,” ujarnya.

Hasil simulasi yang Herdy paparkan menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan kunjungan wisman, akan mendorong dampak ekonomi langsung di kisaran Rp3,281 triliun atau setara 18,4 persen dari PDB nominal, yang jauh lebih besar dibandingkan 2019 (Rp1,454 triliun). Adapun, untuk mengoptimalkan potensi wisnus tersebut, Herdy mengungkapkan beberapa strategi kunci dapat menjadi referensi untuk pemulihan pariwisata melalui penguatan permintaan dan penawaran serta dukungan kebijakan, penguatan data dan kampanye Bangga Berwisata #DiindonesiaAja (BBWI).

Baca Juga: Ingin Saingi K-Pop lewat Festival Dangdut Internasional, Ajak Dunia Bergoyang

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan bahwa turis domestik dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi andalan. Setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, pergerakan turis domestik ke destinasi wisata di Tanah Air menunjukan tren meningkat.

“Hingga September 2022 sekitar 600 juta pergerakan wisnus atau sudah melampaui target tahun ini sebesar 550 juta pergerakan,” ujar Sandiaga seperti dilansir Bisnis, Senin (12/12/2022). Meningkatnya pergerakan wisnus juga diikuti dengan meningkatnya pengeluaran.

Pada 2020 rata-rata pengeluaran wisnus setiap kali melakukan perjalanan di dalam negeri mencapai Rp1.550.800, sedangkan 2021 meningkat menjadi Rp2.400.630 atau sebesar 35,4 persen. Dengan semakin meningkatnya jumlah pergerakan dan pengeluaran, akan semakin menambah pemasukan bagi negara.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Waduh! Bos InJourney Sebut Warga Indonesia Kurang Piknik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya