SOLOPOS.COM - Ketua Bawaslu RI, Abhan (tengah), berbincang dengan Ketua Bawaslu Kota Solo, Budi Wahyono (kiri), saat mengunjungi Kantor Bawaslu Solo, Kamis (10/12/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia (RI), Abhan, menyebut ada 43 tempat pemungutan suara atau TPS Pilkada serentak 2020 yang berpotensi menggelar pemungutan suara ulang (PSU).

PSU ini karena berbagai sebab, seperti adanya pemilih yang menggunakan haknya lebih dari sekali, pemilih menggunakan hak pilih orang lain. Juga pemilih tidak berhak menggunakan hak memilih serta KPPS mencoblos.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada juga karena KPPS membagikan surat suara kepada saksi paslon untuk dicoblos dan alasan lainnya. Penjelasan itu Abhan sampaikan saat wawancara dengan wartawan saat kunjungan ke Bawaslu Solo, Kamis (10/12/2020) siang.

Lampaui Target Nasional, Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada Sukoharjo Diperkirakan Tembus 80%

“Ada beberapa daerah yang berpotensi PSU. Kami sedang kaji untuk beberapa rekomendasi di situ Tapi tidak banyak, hanya 43 TPS. Kalau alasan beberapa, seperti pemilih dua kali menggunakan haknya,” ujarnya.

Sebanyak 43 TPS yang berpotensi menggelar pemungutan suara ulang pada Pilkada serentak 2020 misalnya Agam, Banggai, Barito Selatan, Binjai, Bungo, Gunung Kidul. Kemudian Indramayu, Bolaangmongondo Timur, Labuhanbat Utara, Malang, Toli-Toli, Kapuas Hulu, dan Kota Jambi.

Ada juga Kota Bukit Tinggi, Kotamubagu, Kota Makasar, Palangkaraya, Kota Sawah Lunto, Kutai Timur, Melawi, Munahasa Utara. Kemudian Musi Rawas Utara, Nabire, Pangkajene Kepulauan, Parigi Mouting, Pasaman dan Sungai Penuh.

Hitung Cepat Pilkada Serentak Jateng 2020: PDIP Hanya Gagal Di 4 Daerah, Mana Saja?

Partisipasi Pemilih Turun

TPS berpotensi menggelar pemungutan suara ulang juga ada termasuk Seram Bagian timur, Tangerang Selatan dan Tana Datar. Walau ada 43 TPS berpotensi PSU, Abhan menilai secara umum Pilkada 2020 berjalan baik dan lancar. Tapi ia mengakui partisipasi pemilih turun.

“Tingkat paritisipasi saat ini belum bisa secara global. Tapi bila dibandingkan Pemilu 2019 memang menurun. Walau saya belum bisa pastikan berapa. Namun saya kira berapa pun perlu kita apresiasi kepada semua pihak,” katanya.

Alasannya, Abhan menjelaskan Pilkada 2020 berlangsung saat kondisi pandemi Covid-19. Apresiasi juga karena Bawaslu melihat kesadaran masyarakat tinggi untuk mematuhi protokol kesehatan mencoblos ke TPS.

Pengawas TPS Nusukan Solo Yang Ambruk Saat Bertugas Meninggal Dunia

“Secara umum kekhawatiran pilkada terjadi kerumunan dan menimbulkan klaster Covid-19. Kita lihat kemarin kesadaran masyarakat cukup tinggi untuk datang sesuai jadwal waktu mencoblos dan mengikuti prokesnya,” urainya.

Lebih jauh, Abhan mengingatkan pasangan calon kepala daerah dan tim pemenangan untuk tetap menunggu keputusan atau perhitungan resmi perolehan suara dari KPU wilayah mereka.

Walau saat ini hasil hitung cepat sudah muncul dan menunjukkan keunggulan untuk pasangan tertentu. Ia juga menyerukan paslon dan pendukungnya tidak meluapkan euforia kemenangan saat pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya