SOLOPOS.COM - Para pengendara motor antre membeli Pertalite di SPBU Nglangon, Sragen Kota, Sragen, Senin (4/4/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Antrean kendaraan untuk membeli Pertalite mengular di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nglangon, Karangtengah, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (4/4/2022).

Antrean motor terus bersambung sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Data yang dihimpun Solopos.com, konsumen pertalite naik 11,11 persen hingga 30 persen sejak kenaikan harga Pertamax dari Rp9.500 per liter menjadi Rp12.500 per liter mulai 1 April 2022.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pemandangan berbeda terjadi di lajur pelayanan Pertamax SPBU Nglangon. Kondisinya sepi kendaraan, tetapi masih ada konsumen yang fanatik Pertamax kendati harga mahal. Kasi Operasiobal Perumda Bengkel Terpadu Sragen, Efvan Sethyono, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang, menyampaikan antrean konsumen Pertalite naik signifikan karena perindahan konsumen dari Pertamax.

Baca Juga : Soal Harga BBM Naik, Erick Thohir: Pertalite Disubsidi, Pertamax Tidak

Dia menerangkan banyak konsumen Pertamax beralih ke Pertalite karena selisih harganya cukup banyak. Harga Pertalite masih Rp7.650 per liter sedangkan Pertamax Rp12.500 per liter.

“Konsumsi Pertamax di SPBU Nglangon ini biasanya 5.000 liter per hari. Sejak adanya kenaikan harga Pertamax, konsumsi Pertamax turun menjadi 3.000 liter per hari atau turun 40 persen. Selisih 2.000 liter itu lari ke Pertalite. Biasanya konsumsi Pertalite harian 18.000 liter naik menjadi 20.000 liter per hari,” ujarnya.

Pembeli Fanatik

Dia mengatakan pelanggan Pertamax yang setengah-setengah beralih ke Pertalite tetapi pelanggan Pertamax yang fanatik tetap bertahan. Penggunaan bahan bakar minyak ini sesuai pilihan dan kepuasan konsumen.

Baca Juga : Solopos Hari Ini: Kado Jelang Lebaran

“Pada 31 Maret 2022 sebelun Pertamax naik, permintaan Pertamax membeludak sampai 10.000 liter per hari. Tapi, begitu masuk 1 April langsung anjlok jadi 3.500 liter. Bahkan pada Minggu [3/4/2022] kemarin turun tinggal 2.100 liter. Untuk stok aman sampai Lebaran,” tuturnya.

Efvan menerangkan kondisi serupa terjadi di SPBU Tangen dan Pilangsari Ngrampal yang masih di bawah pengelolaan Perumda Bengkel Terpadu Sragen. Dia menerangkan di SPBU Tangen permintaan Pertamax turun lebih signifikan mencapai 50 persen, yakni dari 3.000 liter menjadi 1.500 liter per hari. Permintaan Pertalite, ujar dia, naik dari 16.000 liter menjadi 19.000 liter per hari atau 18,75 persen.

Baca Juga : Jenis BBM Pertamina: Harga, Efek Samping dan Keiritannya

Di SPBU Pilangsari, sebut dia, permintaan Pertamax juga anjlok 57,14 persen, yakni dari 3.500 liter menjadi 1.500 liter. Dia menerangkan permintaan Pertalite naik dari 10.000 liter menjadi 13.000 liter atau naik 30 persen.

Pemilik SPBU Tunjungan, Sambungmacan, Sragen, Fatchurrahman, menerangkan masih ada pelanggan yang bertahan membeli Pertamax meski harga naik. Dia mengatakan ada penurunan permintaan Pertamax tetapi tidak signifikan dari 3.500 liter menjadi 3.000 liter atau 14,29 persen. Pembelian Pertamax turun sejak ada kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya