SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman pasien terjangkit Covid-19. (Detik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO – Angka kematian atau mortality rate pasien positif Covid-19 di Sukoharjo naik 0,1% atau bertambah tujuh orang sepanjang sepekan lalu. Sebelumnya, angka kematian pasien positif sebanyak 56 orang atau 5,2%, kini jadi 63 orang atau 5,3%.

Informasi yang dihimpun Espos, Senin (9/11/2020), angka kematian pasien positif pekan lalu cenderung naik dibanding pekan sebelumnya. Ada empat kecamatan dengan kasus kematian pasien positif tertinggi, melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yakni 5%. Yakni Baki, Nguter, Bendosari, Gatak. Di sisi lain, ada dua kecamatan yang masih nihil kasus kematian pasien Covid-19 yakni Tawangsari dan Weru.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cegah Ini Terjadi, Bawaslu Sukoharjo Tempel Ketat Kampanye Tatap Muka Paslon

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan kenaikan angka kematian pasien positif menjadi perhatian serius. Satgas telah meningkatkan manajemen tata laksana penanganan Covid-19 di rumah sakit.

“Salah satu upaya untuk menekan angka kematian adalah meningkatkan manajemen penanganan pasien positif dengan gejala yang dirawat di rumah sakit. Butuh terapi khusus agar imunitas tubuh pasien positif Covid-19 meningkat secara perlahan-lahan,” kata dia, saat dihubungi Espos, Senin.

Di Sukoharjo, ada delapan rumah sakit rujukan Covid-19 yang merawat pasien positif dengan gejala. Kedelapan RS itu yakni RSUD Ir. Soekarno, RS Indriati, RS dr Oen Solo Baru, RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo, RS UNS, RS Nirmala Suri, RS PKU Muhammadiyah Kartasura, dan RSIS Yarsis.

Kasus Positif Covid-19 Sukoharjo Naik 16, Pasien Sembuh Naik 32 Orang

Karena Penyakit Penyerta

Sebagian besar pasien positif yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Kelompok masyarakat komorbid sangat berisiko tinggi terpapar Covid-19. “Ada beragam penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung hingga gagal ginjal. Mereka lebih rentan terpapar Covid-19,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menyampaikan kunci utama memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah menjalankan protokol kesehatan secara ketat dengan memberdayakan masyarakat. Kepercayaan publik dibangun terhadap kesiapsiagaan dan respons pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Pesan 3 M [memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak] terus diserukan kepada masyarakat di berbagai kegiatan. Komunikasi publik dibutuhkan untuk membangun kepercayaan agar mau menjalankan protokol kesehatan,” kata dia.

Selamat! 2 Kelurahan Di Sukoharjo Ini Raih Penghargaan Dari Kementerian Lingkungan Hidup

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Iskandar, mengimbau kelompok masyarakat berisiko tinggi agar mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka seperti orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, anak-anak dan masyarakat yang memiliki komorbid. Apabila, mereka terinfeksi Covid-19 berpotensi menderita gejala berat hingga kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya