SOLOPOS.COM - Relawan Kali Gentan (Relita) beserta petugas gabungan TNI, POLRI, dan relawan se-Soloraya membuka sumbatan Kali Ngece yang kerap memicu banjir di Gentan, Baki, Sukoharjo, Minggu (18/9/2022). (Solopos/Tiara Surya Madani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 12 bagian di aliran Kali Ngece rawan menjadi penyebab banjir di wilayah Gentan, Baki, Sukoharjo. Untuk itu, normalisasi sungai tersebut terus dikebut.

Namu, ada tiga lokasi yang sulit diakses dan harus melibatkan alat berat. Gabungan Relawan Kali Gentan (Relita), TNI, Polri, dan relawan se-Soloraya sudah sekitar dua pekan terakhir melakukan normalisasi sungai tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Minggu (18/9/2022), Relawan Kali Gentan (Relita) bekerja sama dengan TNI dan Polri membuka akses di kawasan RW 013 Desa Gentan yang berbatasan dengan RW 001 Desa Manang.

Anggota Relita, Sentot Maryanto, mengatakan normalisasi Kali Ngece untuk mencegah banjir di kawasan Gentan, Baki, Sukoharjo dilakukan dari jembatan ke timur sejauh 200 meter. Banyak tanaman yang tumbuh melintang dan menghalangi arus sungai di lokasi itu.

Dengan terbukanya akses sungai, ia berharap aliran air menjadi lancar dan tidak menimbulkan sarang hewan liar. Dari 12 lokasi yang rawan picu banjir, tiga lokasi perlu menggunakan alat berat untuk mengeruk sedimen di dasar sungai.

Baca Juga: Jadi Langganan Banjir 20 Tahun, Sungai Ngece di Kecamatan Baki Dinormalisasi

Ketiga lokasi itu masing-masing di Jogodayoh, Jembatan Ngece ke barat, dan bendungan Gentan. “Sudah satu titik terealisasi pengerukan sedimen dengan alat berat, di Jogodayoh,” kata Sentot kepada Solopos.com, Minggu.

Terdapat satu titik penyebab banjir dengan tumpukan sedimen yang harus dikeruk d Kali Ngece, Gentan, Sukoharjo, namun sulit diakses alat berat. “Jembatan selatan lapangan Gentan perlu pengerukan sedimen dengan alat berat, namun sulit diakses, karena konstruksi jembatan kurang tinggi,” lanjut Sentot.

Banyak Tanaman Liar

Enam titik lain dapat ditangani dengan bantuan relawan dan tanpa alat berat untuk membuka sumbatan aliran sungai. Aliran sungai tersebut ditumbuhi tanaman liar secara melintang.

Baca Juga: Puluhan Layang-Layang Cantik Hiasi Langit saat Festival di Bulakrejo Sukoharjo

“Terdapat banyak tanaman seperti bambu, pohon waru, dan tanaman liar lain melintang di tengah sungai sehingga menimbulkan penyumbatan jalur sungai,” kata Sentot.

Kawasan yang sering terdampak banjir adalah Widoro dengan 300 keluarga terdampak karena dekat dengan bendungan sungai yang terdapat penyumbatan. Selain itu, kawasan RW 007 Dukuh Keden, yang sudah dilakukan pengerukan dengan alat berat dari BBWSBS dan DPUPR Sukoharjo.

“Banjir di sini kategori genangan, banjir yang datang menggenang selama 2-3 jam baru surut,” lanjut Sentot. Dia mengatakan hal tersebut tidak lepas dari kawasan bantaran sungai yang terletak di belakang pemukiman warga.

Baca Juga: Bazar UMKM Kartasura Sukoharjo Sukses Digelar, Raup Untung Rp250.000 per Hari

Selain itu, kebiasaan warga kurang menjaga lingkungan sungai juga menjadi penyebab banjir. Warga Keden Lama RT 001/RW 007, Wiryo Sukarto, mengatakan kawasan rumah tinggalnya jadi langganan banjir selama kurang lebih 20 tahun.

“Jika hujan tiba, air meluap sampai Keden Baru. Kalau banjir tergantung lamanya hujan,” kata pria 82 tahun itu. Ia berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap normalisasi kali Ngece agar tidak terjadi banjir lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya