Solopos.com, GROBOGAN – Sejumlah 97 desa yang tersebar pada 14 kecamatan di Kabupaten Grobogan mulai dilanda kekeringan. Warga juga mulai mengalami krisis air bersih.
Informasi yang diperoleh Solopos.com, Jumat (18/9/2020), 14 kecamatan dilanda kekeringan tersebut adalah Kecamatan Brati, Tawangharjo, Wirosari, Kedungjati, Tanggungharjo, dan Kradenan. Kemudian Kecamatan Toroh, Karangrayung, Pulokulon, Gabus, Penawangan, Geyer, Grobogan, dan Purwodadi.
Promosi BRI Lakukan Penyesuaian Jam Operasional Selama Ramadan, Cek Info Lengkapnya
Sedang jumlah desa yang dilanda kekeringan di setiap kecamatan secara terperinci, Kecamatan Brati (3 desa), Wirosari (3 desa), Tawangharjo (8 desa), Kedungjati (6 desa), dan Tanggungharjo (4 desa).
Satu Pekan Tambah 10 Kasus Positif Covid-19 di Wonogiri
Selanjutnya Kradenan (14 desa), Toroh (10 desa), Karangrayung (9 desa), Pulokulon (13 desa), Penawangan (1 desa), dan Geyer (2 desa). Lalu Grobogan (9 desa), Gabus (12 desa) dan Purwodadi (2 desa dan 1 kelurahan).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan pihaknya sudah menyalurkan bantuan air bersih. Hal ini untuk mengurangi dampak kekeringan di 97 desa tersebut.
“Penyaluran bantuan air bersih dilaksanakan sejak Senin 24 Agustus 2020. Sudah sekitar 410 tangki air bersih yang disalurkan ke desa yang dilanda kekeringan tersebut,” jelas Endang.
Mewaspadai Musibah Kebakaran pada Puncak Kemarau
Sementara dalam kesempatan terpisah, Bupati Grobogan Sri Sumarni meminta masyarakat waspada musibah kebakaran pada puncak kemarau saat ini.
Duh, Penutup Saluran Air Underpass Makamhaji Sukoharjo Kerap Hilang Dicuri
Tidak hanya kebakaran rumah warga, namun juga kawasan hutan dan lahan.
“Selain bencana kekeringan, saat musim kemarau di Kabupaten Grobogan juga sering terjadi musibah kebakaran. Jadi masyarakat diharapkan waspada dengan bahaya kebakaran,” jelas Sri Sumarni saat menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 13 tangki di Desa/Kecamatan Geyer, Kamis (16/9/2020).
Sedang terkait bencana kekeringan dan krisis air bersih, Bupati Grobogan mengatakan sudah meminta kepada BPBD untuk menyalurkan bantuan air bersih. Terutama, ungkap dia, ke desa-desa yang sudah kesulitan air bersih.
Tokoh Ini Usulkan Solo Menjadi Daerah Otonomi Khusus
Bupati Grobogan meminta pihak desa apabila wilayahnya dilanda kekeringan dan membutuhkan air bersih segera koordinasi dengan BPBD. Desa bisa mengirim permohonan bantuan air bersih sehingga bisa langsung ditindaklanjuti BPBD.
“Saya sudah perintahkan pada BPBD untuk bisa memenuhi semua permintaan bantuan air bersih. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” imbuh Bupati Sri Sumarni.