SOLOPOS.COM - Salah satu peternak sapi perah di Pudak, Ponorogo, Ambar Suyanto menunjukkan sapi yang dinyatakan suspek Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK pada Selasa (31/5/2022). (Solopos.com/Ronaa Nisa’us Sholikhah)

Solopos.com, PONOROGO — Sebanyak 86 sapi di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Salah satu peternak yang sejumlah sapi miliknya dinyatakan suspek PMK adalah Ambar Suyanto. Sapi milik Ambar mengalami gejala PMK sejak Kamis (26/5/2022). Ada tiga sapi kala itu yang memiliki gejala.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sampel dari tiga sapi sudah dikirim ke laboratorium oleh dinas terkait. Penanganan oleh Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo. ‘’Sekarang belum bisa dinyatakan positif, harus nunggu hasil tes laboratorium,’’ katanya.

Karena keterbatasan tempat, Ambar tidak bisa mengisolasi sapi yang sakit tersebut. Dia hanya menjauhkan dengan sapi lain yang sehat. Gejala yang terlihat yaitu sapi mengeluarkan lendir dari mulut. Selain itu, kuku membengkak dan kaki gemetar.

Dia memberikan perlakuan ekstra kepada tiga sapi yang suspek PMK itu. Sebanyak tiga ekor sapi itu mendapatkan suntikan obat sesuai gejala, antibiotik, dan vitamin sesuai anjuran dokter hewan.

Baca Juga : Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Serang Ribuan Sapi di Jatim

‘’Selama enam hari dirawat sudah mulai membaik. Termasuk makan dan minum sudah lumayan,’’ ungkapnya.

Gara-gara tiga ekor sapi mendapatkan suntikan antibiotik, Ambar tidak mengirimkan susu kepada pengepul. Susu perah dari sapi miliknya itu dikirim ke salah satu perusahaan susu melalui pengepul.

Perusahaan tersebut, katanya, tidak menerima susu dari sapi perah yang disuntik antibiotik. ‘’Kata mereka bahaya kalau dikonsumsi manusia. Jadi selama enam hari ini semua susu dibuang,’’ ujar laki-laki berusia 48 tahun itu.

Susu sapi baru bisa dikirimkan setelah menunggu selama 14 hari atau setelah kondisi sapi benar-benar pulih. Selama ini, lanjut Ambar, sapi miliknya belum pernah mengalami PMK.

Dia menjadi peternak sapi perah sejak 2008. ‘’Biasanya hanya demam dan hepatitis yang langsung bisa diatasi dokter hewan,’’ katanya.

Baca Juga : Waduh, Ratusan Sapi di Gresik Terserang Penyakit Mulut & Kuku

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Desa Pudak Kulon, Sujadi Eko Atmojo, mengatakan bahwa virus PMK ini sudah menyerang 14 kandang di Desa Pudak Kulon. Jika dihitung, katanya, sudah ada 86 sapi yang dinyatakan suspek PMK.

Gejalanya yaitu sapi tidak nafsu makan, keluar banyak lendir dari mulut, dan kakinya melepuh. ‘’Itu data per [Selasa (30/5/2022)] sore kemarin. Dan kemungkinan bakal terus bertambah,’’ tuturnya.

Pihaknya mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut kepada pihak kecamatan. Selain itu, dia mengklaim sudah ada satgas PMK yang terdiri dari seluruh kepala desa di Kecamatan Pudak dan dokter hewan.

Penanganan sementara yaitu mengobati sapi yang sakit dan memberikan vitamin pada sapi yang lain. ‘’Semoga bisa segera teratasi.’’

Baca Juga : Pasar Hewan Ditutup, DPRD Wonogiri Sarankan Ini ke Pemkab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya