SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, mencatat sejak awal 2022 hingga saat ini ada sebanyak 294 kasus demam berdarah dengue (DBD). Meski angka kasus cukup tinggi, sejauh ini tidak ada pasien DBD yang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulonprogo, Rina Nuryati, mengatakan kasus DBD pada tahun ini tercatat sebanayk 294. Angka ini bisa dibilang lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yang mencapai 300 kasus DBD.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mudah-mudahan nanti sampai akhir tahun tidak ada yang meninggal. Misalnya ada penambahan lagi karena angka kematian atau kejadian yang meninggal itu menjadi indikator pelayanan demam berdarah. Artinya, kalau ada satu pun yang meninggal itu artinya kita masih harus memperbaiki pelayanan,” kata Rina, Kamis (17/3/2022).

Dia menyampaikan ratusan kasus DBD tersebut sebagian besar terjadi di wilayah perkotaan. Tiga wilayah di Kulonprogo dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Kapanewon Wates, Pengasih, dan Sentolo.

Baca Juga: Jangan Khawatir! Stok Beras dan Migor saat Ramadan di Sleman Aman

Rina menyebut kasus meninggal dunia akibat DBD pada tahun ini belum ditemukan. Meski demikian, dia mengimbau supaya masyarakat tetap waspada terhadap kasus DBD. Apalagi saat ini huajn masih kerap mengguyur wilayah Kulonprogo.

“Kita tetap harus waspada karena hujan kadang masih datang dan mengakibatkan potensi-potensi untuk terjadinya temapt perindukan nyamuk masih ada. Jadi itu yang harus diwaspadai juga di masyarakat. Masyarakat diharapkan menerapkan PSN secara maksimal. PSN ini adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras, dan memanfaatkan barang bekas,” jelas Rina.

“Untuk penanganan kasus DBD di rumah sakit dari total kasus tidak sampai 50%. Karena kebanyakan yang dirawat itukan yang bergejala sedang sampai berat. Kasus didominasi anak-anak. Soal puncak DBD, kita itu perhitungan secara tahunan ya. Kemudian kita bandingkan dengan aksus di tahun sebelumnya.”

Baca Juga: Diiming-Imingi Sembuh, Wanita Ini Malah Tertipu Belasan Juta Rupiah

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kulonprogo, Eko Damayanti, mengatakan bagi masyarakat yang menemui gejala DBD supaya segera mencari pertolonga medis.

“DBD ini kan gejalanya ada demam ya. Penanganan yang cepat diharapkan meminimalisir potensi kematian akibat virus DBD,” kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya