GUNUNGKIDUL—Sebanyak 128 telaga di Gunungkidul tercemar secara kimiawi dan biologis. Warga diharapkan tidak memandikan hewan ternak di dalam telaga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Sub Bidang Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan Permukiman Badan Perencanaan Pembagunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Sri Agus Wahyono mengatakan, telaga yang tercemar secara kimiawi itu disebabkan sejumlah hal.
Pertama, karena faktor dalam telaga itu sendiri. Kedua, unsur pupuk urea yang masuk ke dalam telaga. “Ketiga, karena buangan limbah,” kata Agus ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/9).
Agus mengatakan, telaga yang tercemar secara biologis disebabkan karena aktivitas warga yang mencuci pakaian serta memandikan hewan ternak seperti kambing atau sapi di telaga. “Ada telaga yang mengandung E. coli,” katanya.
Menurutnya, warga sebaiknya tidak menggunakan air telaga itu untuk konsumsi.
Kepala Bappeda Gunungkidul, Syarief Armunanto mengatakan, warga sebaiknya tidak melakukan aktivitas mencuci pakaian atau memandikan hewan ternak di telaga.
Solusinya, warga dapat mengambil air terlebih dulu lalu melakukan aktivitas pemandian hewan ternak atau pencucian pakaian di tempat selain telaga. Menurutnya, Bappeda Gunungkidul mendapat kucuran dana sebesar Rp3,5 miliar untuk pembenahan persoalan air.
Data kerusakan telaga akibat pencemaran itu diperoleh berdasarkan hasil survei lapangan dan klasifikasi data oleh Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada yang kemudian digunakan Bappeda Gunungkidul.
Berdasarkan data tersebut, lokasi telaga yang tercemar itu terletak di Kecamatan Paliyan, Saptosari, Purwosari, Panggang, Tepus, Tanjungsari, Semanu, Ponjong, Rongkop dan Girisubo. (ali)