SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sedikitnya 10 rumah penduduk di Dusun Tritis, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, terancam ambruk diterjang tebing tanah longsor. Warga setempat enggan dipindah ke lokasi lain karena sudah lama puluhan tahun menetap di wilayah tersebut.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (12/11/2021), letak rumah penduduk yang terancam ambruk tepat di lereng tebing tanah. Saat musim penghujan, mereka harus waspada lantaran tebing tanah bisa longsor sewaktu-waktu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hujan dengan intensitas tinggi berpotensi memicu pergerakan tanah tebing. Hal ini bisa memicu terjadinya tanah longsor yang bisa menerjang rumah penduduk.

Baca Juga: Porang dari Bulu Sukoharjo Diarahkan Langsung ke Pasar Ekspor

Seorang tokoh masyarakat Desa Kamal, Hardi Widodo, mengatakan posisi rumah penduduk cukup berdekatan dengan tebing tanah. Apabila tebing tanah longsor langsung menerjang rumah warga Bulu, Sukoharjo, itu.

“Kalau tidak salah ada 10 rumah di bawah tebing tanah. Jaraknya sangat dekat sehingga bisa terkena longsoran tanah. Hingga sekarang masih dihuni warga. Tidak dibiarkan kosong,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.

Hardi menceritakan tebing tanah tersebut pernah longsor beberapa tahun lalu. Beruntung, longsoran tanah hanya menghancurkan bagian belakang rumah warga. Kala itu, warga setempat melakukan kerja bakti membersihkan longsoran tanah dan puing-puing bangunan rumah.

Baca Juga: Anggaran Tak Terduga untuk Bencana Alam Sukoharjo Disiapkan Rp50 Miliar

Dihantui Perasaan Waswas

Saat turun hujan lebat selama berjam-jam, warga yang tinggal di bawah tebing tanah wilayah Kamal, Bulu, Sukoharjo, itu dihantui waswas akan terjadinya longsor. Biasanya, mereka berjaga hingga hujan mereda pada malam hari. “Saat musim penghujan, warga selalu waswas dan tak bisa tidur nyenyak,” ujarnya.

Warga setempat tinggal di wilayah tersebut sudah puluhan tahun. Mereka tak mau pindah ke lokasi lain karena rumah itu merupakan warisan turun temurun. Terlebih, mereka tak memiliki harta benda kecuali rumah.

Perangkat desa setempat kerap memantau kondisi tebing tanah untuk memastikan apakah terjadi pergerakan tanah atau tidak. “Kondisi geografis di sebagian wilayah Bulu merupakan perbukitan yang rawan longsor saat terjadi hujan lebat. Hampir setiap musim penghujan terjadi tanah longsor walaupun hanya kecil dan sedang,” papar Hardi.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Meroket, Pemkab Sukoharjo: Kami Tak Bisa Intervensi

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto, mengimbau agar warga setempat meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi hujan lebat lebih dari tiga jam.

Apabila muncul pergerakan tanah maka warga harus mengevakuasi dengan mengungsi ke rumah tetangga yang jauh dari lokasi tebing tanah. Sukarelawan bencana alam disebar di sejumlah lokasi rawang longsor untuk memantau kondisi tebing tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya